Geger Kantornya Diserbu Pegawai, Siapa di Balik Investor KFC?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
15 April 2021 06:41
Demo Pekerja KFC di Kemnaker RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Demo Pekerja KFC di Kemnaker RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Restoran cepat saji KFC Indonesia yang dikelola PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) kini tengah mendapat sorotan publik lantaran pada awal pekan ini para buruh yang tergabung dalam Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) SBT Fast Food Indonesia menggelar aksi demonstrasi di depan gerai KFC Gelael, MT Haryono, Jakarta, kantor pusatnya.

FAST memang pemegang hak waralaba tunggal merek KFC Indonesia. Merek KFC dimiliki oleh Yum! Brands, Inc, perusahaan yang tercatat di bursa Wall Street yakni New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode saham YUM.

Demonstrasi yang digelar pada Senin (12/4) oleh para pegawainya itu mendesak agar manajemen Fast Food mengeluarkan kebijakan pembayaran upah sebagaimana mestinya dan mengembalikan upah yang selama ini ditahan oleh perusahaan.

Lantas, di tengah kemelut ini, siapa saja sosok pemegang saham utama di balik emiten ini?

Dalam informasi di laporan keuangan per September 2020, perusahaan yang memulai usaha komersialnya sejak tahun 1979 tidak memiliki entitas induk dan entitas induk terakhir karena tidak terdapat entitas yang memiliki kendali terhadap perusahaan.

Adapun pemegang saham mayoritas perusahaan adalah PT Gelael Pratama. Perusahaan ini dimiliki oleh keluarga Gelael, yang merupakan pendiri FAST.

Berdasarkan laporan keuangan tersebut, PT Gelael Pratama menguasai 39,84% atau 1.589.726.610 saham FAST.

Namun, per 31 Maret 2021, kepemilikan Gelael Pratama di perusahaan yang didirikan oleh Dick Gelael ini naik menjadi 40,00% atau 1.596.111.050 saham.

Sebagai informasi, per 28 Februari 2021, pemegang saham mayoritas PT Gelael Pratama ialah sang istri Dick Gelael, Elisabeth Gelael, yakni sebesar 67,5% atau 1.077.374.959 saham. Elisabeth menduduki posisi komisaris FAST.

Dua pemegang saham lainnya, ialah mendiang Rudy Tanudjaja Saputra, rekan Dick, yang memegang 4,75% saham dan Martin Tanudjaja Saputra sebesar 17,5%.

Tidak ketinggalan, Ricardo Gelael, yang adalah anak Dick dan Elisabeth, memiliki 10,25% atau 163.601.382 saham di PT Gelael Pratama.

Ricardo dikenal sebagai seorang pengusaha dan pembalap reli. Di Fast Food sendiri, Ricardo menjabat sebagai Direktur Utama.

Dilansir dari Detik.com, Ricardo aktif di kejuaraan reli, khususnya World Rally Championship Indonesia pada periode 1996-1997. Pada 2009, ia pernah menjadi eksibisi di Dawuan, Jawa Barat, dan sempat mengikuti Kejurnas Sprint Reli pada 2019.

Bakat membalap Ricardo tampaknya menurun ke sang anak, Sean Gelael. Pada 2014, Sean Gelael berlaga di Formula 3 Eropa lewat Tim Jagonya Ayam didirikan oleh sang ayah.

Sementara pada tahun ini, Sean bersiap mengikuti World Endurance Championship (WEC) tahun ini bersama tim asal Inggris JOTA pada kategori LMP2 setelah lima tahun berkiprah di ajang FIA Formula 2.

NEXT: Ada Porsi Saham Grup Salim

Selain keluarga Gelael, saham FAST juga dimiliki oleh Grup Salim, lewat PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET). DNET memiliki 35,84% atau 1.430.115.492 saham FAST per akhir September 2020. Kepemilikan tersebut tidak berubah hingga pembaruan per 31 Maret 2021.

DNET sendiri adalah perusahaan investasi bergerak di industri konsumen dan ritel Tanah Air. DNET mengelola gerai-gerai minimarket Indomaret (PT Indomarco Prismatama) yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selain di FAST, DNET juga masuk di saham emiten produsen brand roti Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), dengan kepemilikan 25,77% atau 1.594.467.000 saham.

Menurut laporan keuangan per September 2020, PT Megah Eraraharja (ME), yang dimiliki Grup Salim, adalah pemegang saham pengendali DNET dan entitas anaknya.

Data terbaru per 31 Maret 2021, Megah Eraraharja memiliki 26,60% atau 3.773.443.869 saham DNET. Sementara, Hannawell Group Limited menguasai 39,35% atau 5.581.931.400 saham.

Selain itu, sang pewaris Salim Group, Anthoni Salim, memiliki 25,30% atau 3.588.278.023 saham DNET. Sisanya sebesar 8,75% dimiliki oleh masyarakat (kepemilikan di bawah 5%).

Anthoni Salim, sang big boss Grup Salim, tercatat menjadi komisaris utama di FAST. Informasi saja, Anthoni juga menjabat sebagai Presiden dan CEO Salim Group dan Presiden Direktur CEO PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Pendirian FAST

Sekilas mengenai pendirian FAST. Dilansir dari website resmi KFCku.com, perusahaan ini didirikan oleh Keluarga Gelael pada 1978. FAST menjadi pemegang hak waralaba tunggal untuk merek KFC di Indonesia.

Pada 1979, FAST mendapatkan akuisisi waralaba dengan pembukaan gerai pertama pada bulan Oktober di Jalan Melawai di Jakarta.

Setelah pembukaan gerai pertama, gerai-gerai selanjutnya dibuka di Jakarta dan ekspansi hingga ke sejumlah kota besar lainnya di Indonesia antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Manado.

Adapun Grup Salim bergabung di FAST sejak 1990 sebagai salah satu pemegang saham utama. Kemudian pada 1993, perseroan terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).

Per September tahun lalu, jumlah karyawan tetap FAST sebanyak 893 orang menjadi 16.075 orang, berkurang dibandingkan dengan 31 Desember 2019 yang masih sebanyak 16.968 orang.

Sementara itu, pada periode 30 September 2020, perusahaan telah mengoperasikan 738 gerai restoran. Jumlah ini terpangkas 10 gerai dari 31 Desember 2019 sebanyak 748 gerai restoran.

Informasi saja, sisa saham FAST, selain dikuasai Gelael Pratama dan DNET, dimiliki oleh publik yakni sebesar 24,16% atau 964.050.616 saham.

Di sisi lain, merek KFC saat ini milik Yum! Brands, Inc. Perusahaan multinasional yang bergerak dalam bidang restoran seperti A&W Restaurants, East Dawning, Long John Silver's, Pizza Hut, dan Taco Bell ini tercatat di NYSE.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular