Roundup

Dear Sobat Market, Ada 7 Kabar Pasar 'Hot', Freeport-Waskita!

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
14 April 2021 08:50
Tol PT Waskita Toll Road (WTR)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepinya nilai transaksi menyebabkan laju bursa saham domestik terkoreksi pada perdagangan Selasa kemarin (13/4/2021). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,36% ke level 5.927,43 poin.

Data perdagangan menunjukkan, nilai transaksi harian kemarin mencapai Rp 9,29 triliun dengan frekuensi sebanyak 969,82 ribu. Sementara itu, pelaku pasar asing cukup agresif melakukan jual bersih senilai Rp 459,89 miliar.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Rabu ini (14/4/2021):

1.Rudy Tanoe Kebut Rights Issue ZBRA Kelar Semester I-2021

Manajemen emiten layanan supply chain logistik, PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA), menargetkan skema penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) akan selesai di semester pertama tahun ini.

Perseroan akan meminta restu pemegang saham untuk menambah modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) II atau rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 3,43 miliar saham baru yang akan dilaksanakan pada 7 Mei 2021 mendatang.

Namun, untuk pelaksanaan rights issue diharapkan akan selesai sebelum 28 Juni 2021 karena perseroan mengacu kepada periode laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2020.

Belum ditentukan harga pelaksanaan rights issue tersebut. Namun, Rudy Tanoesoedibjo, selaku kuasa Direksi Zebra membeberkan, nilainya akan lebih rendah dari posisi harga saham ZBRA setelah suspensi kedua yakni di level Rp 840 per saham.

"Rights issue tidak sampai Rp 840 per saham, harganya di bawah itu," katanya kepada awak media dalam paparan publik insidentil, Selasa (13/4/2021) di Gedung Satrio Tower, Jakarta.

2.Konversi Utang, DSSA Resmi Pegang 20% Saham Smartfren

Perusahaan energi dan infrastruktur milik grup Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) kembali mengkonversi piutangnya dari Obligasi Wajib Konversi (OWK) menjadi saham di sister company-nya PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).

Sekretaris Perusahaan DSSA Susan Chandra mengatakan saham hasil konversi ini telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 April 2021.

"Dengan konversi ini, kepemilikan saham Perseroan dan entitas anak di Smartfren menjadi sekitar 19,9%," katanya dalam keterbukaan informasi di BEI, Selasa (13/4/2021).

3.Lepas Ruas Tol Semarang & Cinere, Waskita Kantongi Rp 2 T

Perusahaan konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Waskita Karya Tbk(WSKT) melakukan divestasi sebagian saham dari dua tol yang dimilikinya kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI. Nilai transaksi tersebut mencapai Rp 2,065 triliun atas ruas tol Semarang-Batang dan Cinere-Serpong.

Hal ini disampaikan perusahaan dalam akun iIstagram resminya @waskita_karya. Pelepasan tersebut dilakukan melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR). Pelepasan ini ditandai penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat (PJBB) antara WTR dan SMI pada Senin (12/4/2021).

"Bentuk jual beli bersyaratnya sendiri adalah dengan metode konversi saham (share swap) terhadap dua tol milik dari WTR. Divestasi ini melibatkan pelepasan 20% saham milik WTR di ruas tol Semarang-Batang dan 34,99% saham WTR di ruas tol Cinere-Serpong kepada PT SMI," tulis unggahan tersebut, dikutip Selasa (13/4/2021).

4.Ada Dividen Freeport, Inalum Cetak Laba Rp 698 M di 2020

PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum atau dikenal juga dengan nama Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan MIND ID mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2020 menjadi Rp 698,17 miliar, melonjak dari rugi bersih Rp 1,2 triliun pada 2019.

Hal ini terlihat dari Laporan Keuangan Inalum konsolidasi hingga 31 Desember 2020 yang dipublikasikan di situs Singapore Exchange (SGX) pada 1 April 2021 lalu.

Adapun nilai tersebut merupakan bagian dari total laba tahun berjalan 2020 yang mencapai Rp 1,82 triliun, naik dari 2019 yang sebesar Rp 24,54 miliar. Sementara selisihnya merupakan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada kepentingan non pengendali pada 2020 mencapai Rp 1,12 triliun, turun dari Rp 1,22 triliun pada 2019.

NEXT: Simak Aksi Korporasi Lainnya

5.Bank Milik Alim Markus Injek Modal, Siap Jadi Bank Digital?

Bank milik pengusaha asal Surabaya, Alim Markus, PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS), berencana menambah modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 2,28 miliar saham.

Hal ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 8 April 2021 di Surabaya, Jawa Timur.

"Rapat menyetujui penambahan modal perseroan dengan mengeluarkan saham baru dari portepel dalam jumlah sebanyak-banyaknya 2.285.792.296 saham dengan nilai nominal RP 100 per saham," ungkap Direktur Utama Bank Maspion, Herman Halim dalam keterangannya, Selasa (13/4/2021).

6.Bank Mandiri Terbitkan Sustainability Bond Rp 4,38 T

PT Bank Mandiri Tbk meraih dana tunai senilai US$ 300 juta atau senilai Rp 4,38 triliun melalui penerbitan perdana Sustainability Bond yang akan digunakan untuk membiayai atau membiayai kembali proyek-proyek berwawasan lingkungan (green) dan sosial.

Sustainability Bond ini memiliki tenor 5 tahun dengan kupon sebesar 2.00%. Bank Mandiri menunjuk Deutsche Bank, HSBC, dan Mandiri Securities sebagai Joint Lead Managers dalam emisi ini.

Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri, Panji Irawan, menjelaskan bahwa ini merupakan penerbitan Sustainability Bond pertama Bank Mandiri dan merupakan bagian dari implementasi Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) yang telah disusun Perseroan dan telah memenuhi standar Sustainability Bond Guidelines dari International Capital Market Association (ICMA).

7.Bank OCBC Ajukan Gugatan PKPU, Ada Debitur Ngemplang Rp 75 M

PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), mengajukan gugatan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) kepada salah satu debiturnya, PT Camiloplas Jaya Makmur. Nilai permohonan PKPU tersebut sebesar Rp 74,65 miliar.

Mengacu situs Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP), Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, perkara ini didaftarkan OCBC melalui kuasa hukum pada Kamis (8/4/2021) dengan nomor perkara 163/Pdt.Sus-PKPU/2021/PN Jkt.Pst.

Dalam petitum tersebut disebutkan, pertama, menerima dan mengabulkan Permohonan PKPU yang diajukan oleh Pemohon PKPU, yakni Bank OCBC NISP terhadap Termohon PKPU, PT Camiloplas Jaya Makmur.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular