Kamu Bisa, Rupiah! Sudah 3 Hari Lemah, Jangan Ada Hari Ke-4

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 April 2021 09:15
Ilustrasi Dollar
Ilustrasi Dolar AS (REUTERS/Romeo Ranoco)

Berkebalikan dengan rupiah, dolar AS sudah melaju kencang terlalu lama. Sepanjang 2021, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 2,46%.

So, akan datang saatnya investor merasa keuntungan yang didapat dari dolar AS sudah lumayan tinggi. Jadi lebih baik dicairkan dulu, lumayan bisa beli timun suri untuk buka puasa...

Selain itu, konsolidasi dolar AS juga disebabkan oleh penantian pelaku pasar akan data inflasi Negeri Paman Sam. Data tersebut akan diumumkan malam ini waktu Indonesia.

Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan inflasi AS pada Maret 2021 adalah 0,5% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sementara dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), laju inflasi 'diramal' 2,5% dan inflasi inti tahunan di 1,5%.

Jika konsensus itu menjadi kenyataan, maka laju inflasi (baik umum maupun inti, mtm maupun yoy) mengalami akselerasi dibandingkan bulan sebelumnya. Pelaku pasar akan semakin mendapatkan justifikasi bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bakal menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

"Saat ini, dolar AS sedang 'mengambil napas' dulu. Namun dengan data ekonomi AS yang terus kuat, kami perkirakan tren apresiasi dolar AS akan berlanjut," sebut analis Brown Brothers Harriman dalam laporannya.

Jadi, dalam waktu dekat nasib dolar AS akan ditentukan oleh data inflasi. Kalau ekspektasi pasar terwujud, laju inflasi benar-benar terakselerasi, maka bersiaplah untuk melihat dolar AS menguat lagi karena pasar mendapat pembenaran bahwa The Fed bisa menaikkan suku bunga acuan lebih cepat, tidak perlu menunggu 2023.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular