
Widih! Dapat Kabar Baik, Saham PTPP Masih Diburu Investor

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten konstruksi pelat merah PT PP Tbk (PTPP) melanjutkan penguatan pada awal sesi II perdagangan hari ini, Jumat (9/4/2021). Penguatan saham PTPP terjadi seiring adanya kabar terbaru dari manajemen PTPP terkait rencana bisnis dan proyek-proyek perusahaan pada tahun ini.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 14.00 WIB, saham emiten yang melantai di bursa sejak 2010 lalu ini menguat 0,38% ke Rp 1.315/saham. Nilai transaksi saham PTPP tercatat sebesar Rp 33,10 miliar.
Dalam sepekan, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih di pasar reguler sebesar Rp 26,45 miliar. Adapun dalam 30 hari perdagangan terakhir, asing juga mengoleksi saham ini dengan catatan beli bersih senilai Rp 17,02 miliar.
Penguatan saham PTPP hari ini melanjutkan kenaikan saham pada penutupan Kamis kemarin (8/4), ketika ditutup melesat 2,34% ke Rp 1.310/saham.
Dilansir CNBC Indonesia, Jumat (9/4), mulai tahun ini PTPP akan mulai berfokus menggarap proyek-proyek yang memiliki break even point (BEP) cepat dan segmen champion seperti seaport dan power renewables.
Hal ini dilakukan untuk mendongkrak kembali kinerja perusahaan setelah tahun lalu kinerja perusahaan cukup tertekan.
Sekretaris Perusahaan PTPP Yuyus Juarsa mengatakan perubahan proses bisnis ini dilakukan perusahaan sebagai dampak pandemi Covid-19.
Penyesuaian bisnis dilakukan tidak hanya untuk jangka pendek namun hingga jangka panjang dan didukung oleh kondisi perusahaan yang dinilai masih cukup baik.
Yuyus berujar, rasio utang berbunga perseroan masih berada pada angka 1,32 kali dari 2,5 kali covenant.
"Hal tersebut mencerminkan bahwa rasio utang Perseroan masih jauh di bawah covenant (batas utang) yang ditetapkan oleh perbankan.Tentunya hal tersebut menjadi keyakinan tersendiri bagi perusahaan untuk terus optimis di masa pandemi Covid-19 ini," kata Yuyus dalam siaran persnya, Jumat (9/4/2021).
Yuyus menambahkan, perseroan juga telah menetapkan kinerja di tahun 2021 ini dapat bertumbuh dibandingkan realisasi tahun sebelumnya
Selain berfokus pada segmen tertentu untuk jangka pendek, dia juga menyebut perusahaan juga melakukan transformasi portofolio bisnis, transformasi unit bisnis, transformasi organisasi, transformasi tata kelola bisnis, dan transformasi pengelolaan inovasi, teknologi dan corporate knowledge.
Prioritas bisnis saat ini akan berfokus pada smart recycling asset, yakni pada proyek jalan tol yang telah diselesaikan pembangunannya dan memiliki profitabilitas yang baik.
Hasil dari recycling ini akan digunakan kembali untuk investasi di proyek berikutnya yang dinilai lebih menguntungkan.
Untuk jangka panjang, perusahaan akan memperluas kepemimpinan, investasi (perputaran nilai), penyelarasan lini bisnis, dan memperkuat kapabilitas perusahaan.
Selain itu, Yuyus menyebut untuk mendorong upaya tersebut, salah satu hal yang diupayakan adalah melakukan vaksinasi masif kepada masyarakat dan karyawan untuk meminimalisir dampak pademi.
Stimulus dari pemerintah juga diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional sehingga turut berdampak positif dalam kegiatan usaha perusahaan.
Adapun tahun ini perusahaan menargetkan memperoleh nilai kontrak baru senilai Rp 30,1 triliun tahun ini, naik 35% dari realisasi kontrak baru sepanjang 2020 yang senilai Rp 22,26 triliun.
Kenaikan ini seiring dengan kenaikan target kontrak baru ini, perusahaan juga menaikkan alokasi belanja modal (capital expenditure/capex) perusahaan yang menjadi senilai Rp 6,2 triliun.
Informasi saja, tahun lalu terjadi penurunan laba bersih yang tajam hingga 84,28% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp 128,75 miliar, jatuh dari posisi akhir 2019 yang senilai Rp 819,46 miliar.
Turunnya laba bersih ini disebabkan karena pendapatan perusahaan juga mengalami kontraksi 32,84% YoY menjadi sebesar Rp 15,83 triliun. Nilai ini turun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 23,57 triliun.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Laba PTPP di 2020 Ambles 84%, Sahamnya Sudah Jeblok 13%