Ini Dia Jurus PTPP Bangkit & Tuntaskan Beban Keuangan

Monica Wareza, CNBC Indonesia
09 April 2021 09:10
foto : www.pt-pp.com
Foto: www.pt-pp.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan konstruksi pelat merah, PT PP Tbk (PTPP) mulai tahun ini akan mulai berfokus menggarap proyek-proyek yang memiliki break even point (BEP) cepat dan segmen champion seperti seaport dan power renewables. Hal ini dilakukan untuk mendongkrak kembali kinerja perusahaan setelah tahun lalu kinerja perusahaan cukup tertekan.

Sekretaris Perusahaan PTPP Yuyus Juarsa mengatakan perubahan proses bisnis ini dilakukan perusahaan sebagai dampak pandemi Covid-19. Penyesuaian bisnis dilakukan tidak hanya untuk jangka pendek namun hingga jangka panjang dan didukung oleh kondisi perusahaan yang dinilai masih cukup baik.

"Rasio utang berbunga Perseroan masih berada pada angka 1,32x dari 2,5x covenant. Hal tersebut mencerminkan bahwa rasio utang Perseroan masih jauh di bawah covenant (batas utang) yang ditetapkan oleh perbankan. Tentunya hal tersebut menjadi keyakinan tersendiri bagi perusahaan untuk terus optimis di masa pandemi Covid-19 ini. Perseroan juga telah menetapkan kinerja di tahun 2021 ini dapat bertumbuh dibandingkan realisasi tahun sebelumnya," kata Yuyus dalam siaran persnya, Jumat (9/4/2021).

Selain berfokus pada segmen tertentu untuk jangka pendek, dia juga menyebut perusahaan juga melakukan transformasi portofolio bisnis, transformasi unit bisnis, transformasi organisasi, transformasi tata Kelola bisnis, dan transformasi pengelolaan inovasi, teknologi & corporate knowledge.

Prioritas bisnis saat ini akan berfokus pada smart recycling asset yakni pada proyek jalan tol yang telah diselesaikan pembangunannya dan memiliki profitabilitas yang baik. Hasil dari recycling ini akan digunakan kembali untuk investasi di proyek berikutnya yang dinilai lebih menguntungkan.

Untuk jangka panjang, perusahaan akan memperluas kepemimpinan, investasi (perputaran nilai), penyelarasan lini bisnis, dan memperkuat kapabilitas perusahaan.

Selain itu, dia menyebut untuk mendorong upaya tersebut, salah satu hal yang diupayakan adalah melakukan vaksinasi massive kepada masyarakat dan karyawan untuk meminimalisir dampak pademi.

Stimulus dari pemerintah juga diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional sehingga turut berdampak positif dalam kegiatan usaha perusahaan.

Untuk diketahui, tahun lalu terjadi penurunan laba bersih yang tajam hingga 84,28% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp 128,75 miliar, jatuh dari posisi akhir 2019 yang senilai Rp 819,46 miliar.

Turunnya laba bersih ini disebabkan karena pendapatan perusahaan juga mengalami kontraksi 32,84% YoY menjadi sebesar Rp 15,83 triliun. Nilai ini turun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 23,57 triliun.

Tahun ini perusahaan menargetkan memperoleh nilai kontrak baru senilai Rp 30,1 triliun tahun ini, naik 35% dari realisasi kontrak baru sepanjang 2020 yang senilai Rp 22,26 triliun.

Kenaikan ini seiring dengan kenaikan target kontrak baru ini, perusahaan juga menaikkan alokasi belanja modal (capital expenditure/capex) perusahaan yang menjadi senilai Rp 6,2 triliun.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos WIKA Ikut Curhat, BUMN Karya Sedang Berdarah-darah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular