
Dear Market! Cek 7 Kabar Pasar Ini Sebelum Cari Cuan

5.Dihantam Pandemi 2020, Penjualan Mayora Drop Jadi Rp 24 T
Emiten konsumer, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 24,47 triliun sepanjang tahun lalu, turun 2,2% dari posisi Desember 2019 sebesar Rp 25,03 triliun.
Mayora di bisnis konsumer dengan berbagai macam barang mulai dari minuman ringan, biskuit hingga bubur dan sereal. Penjualan tahun lalu berkurang sebesar Rp 549,7 miliar jika dibandingkan dengan tahun 2019.
Dalam laporan yang mereka terbitkan, manajemen MYOR menyatakan turunnya pendapatan ini salah satunya disebabkan oleh ketidakpastian kondisi ekonomi. Ini terjadi karena dampak negatif pada pasar finansial global akibat pandemi Covid-19 yang dirasakan sepanjang 2020 lalu.
Meskipun turunnya pendapatan dari penjualan dan naiknya beban pokok, Mayora masih mampu membukukan peningkatan laba bersih perusahaan yang naik 3,07%. Laba bersih perusahaan yang didirikan 44 tahun lalu tercatat berada di angka Rp 2,06 triliun, naik dari Rp 2 triliun tahun 2019.
6.Hary Tanoe Ajukan Izin Bank Digital MNC Bank
Emiten bank Grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedibjo, PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) atau MNC Bank resmi mengajukan izin digital onboarding untuk aplikasi Motion kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Setelah izin disetujui OJK, aplikasi integrated banking solution dari MNC Bank, unit bisnis dari PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) atau MNC Financial Services yang tergabung dalam MNC Group, tersebut akan mempermudah nasabah dan masyarakat untuk membuka rekening tabungan MNC Bank tanpa perlu lagi hadir ke cabang secara fisik.
Adapun fitur terbaru Motion tersebut akan melengkapi transformasi digital MNC Bank dari menawarkan aplikasi mobile banking menjadi aplikasi layanan digital (digital banking).
7.Penjualan Drop, Laba Summarecon Ambles 65% Sepanjang 2020
Emiten pengembang properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan penurunan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 65% pada tahun 2020 menjadi Rp 179,83 miliar. Pada tahun sebelumnya, perseroan mencatatkan perolehan laba bersih Rp 514,98 miliar.
Penurunan laba bersih tersebut juga menyebabkan laba per saham dasar perseroan pada akhir Desember 2020 turun menjadi Rp 12,47 per saham dari sebelumnya Rp 35,70 per saham.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan SMRA, penurunan laba bersih ini imbas dari menurunnya penjualan bersih perseroan sebesar 15,34% menjadi Rp 5,02 triliun dari sebelumnya Rp 5,94 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
