
Alamak! Harga Minyak Galau bin Labil, Ini Biang Keroknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia ditutup bervariasi pada perdagangan pekan ini. Harga minyak dunia saat ini masih di kisaran US$ 60-65 per barel.
Harga minyak kontrak Brent menguat tipis 0,06% dibanding posisi penutupan pekan lalu ke US$ 64,57/barel. Sedangkan untuk minyak kontrak West Texas Intermediate (WTI) masih melemah sebesar 0,73% ke US$ 60,97/barel pekan ini.
Variasinya harga minyak terjadi seiring reaksi pasar yang beragam, di tengah sentimen pasar yang juga beragam pada pekan ini. Sentimen yang pertama adalah pemberlakuan kembali karantina wilayah di Eropa. Lockdown tentu saja akan mengurangi permintaan dari wilayah tersebut.
Jerman, ekonomi terbesar Eropa, mengalami peningkatan kasus Covid-19 terbesar sejak Januari. "Jerman, Italia dan daerah lain di zona euro sedang mundur dan kehancuran permintaan pada dasarnya luar biasa," kata Bob Yawger, pedagang di Mizuho di New York kepada Reuters.
Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), distribusi vaksin memang cenderung lebih cepat daripada negara lain. Tetapi para ahli kesehatan khawatir bahwa aktivitas perjalanan liburan musim semi akan memacu peningkatan kasus Covid-19 di negara tersebut.
Sentimen kedua yakni, dolar AS yang kembali menguat. Dolar AS mencapai level tertinggi empat bulan baru terhadap euro karena respons pandemi AS terus melampaui Eropa.
Dolar AS yang naik membuat minyak yang dibanderol dalam greenback menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Pada perdagangan Rabu (24/3/2021), harga minyak sempat melesat 6% dalam sehari.
Kali ini penyebabnya adalah insiden tersangkutnya kapal pembawa barang di Terusan Suez. Kapal kargo Ever Given, yang punya panjang 400 meter, tersangkut dan menutup seluruh jalur di kanal tersebut.
Para kru yang mencoba menarik kapal itu menggambarkannya seperti paus yang terdampar di pantai. "Kami tidak bisa mengesampingkan bahwa (upaya penyelamatan) ini bisa memakan waktu berminggu-minggu. Ini tergantung perkembangan situasinya," ungkap Peter Berdowski, CEO Boskalis (salah satu tim penyelamat), seperti dikutip dari Reuters.
Terusan Suez bukan jalur sembarangan. Ini adalah kanal tersibuk di dunia yang mengubungkan Asia-Eropa. Kalau tidak lewat situ, maka kapal harus berputar jauh sehingga memakan lebih banyak waktu dan biaya.
Ini baru bicara minyak, belum produk lain yang perdagangannya mengandalkan Terusan Suez sebagai rute utama. Sudah ada lebih dari 200 kapal kontainer besar yang terjebak di kanal laut tersebut, menyebabkan waktu pengiriman menjadi lebih lama dan tentu pembengkakan biaya.
Dari beberapa sentimen diataslah yang membuat harga minyak mentah bergejolak tinggi di pasar pada pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat, Harga Minyak Mentah Kembali Melemah