Analisis

Ssst...Ada Kabar Lagi buat Saham INCO-ANTM-ASII, Simak!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
24 March 2021 07:30
Nikel
Foto: Tambang emas bawah tanah Pongkor, Jawa Barat, milik Antam (Doc.Antam)

Menurut riset sekuritas yang didirikan di Hong Kong pada 1986 ini, berkat upaya pemerintah, kini ada lebih banyak model kendaraan listrik telah memasuki pasar pada 2020.

Namun, pilihan model kendaraan listrik saat ini masih terbatas di pasaran dan harganya jauh lebih tinggi daripada kendaraan mesin pembakaran internal (internal combustion engine/ICE) pasar massal. Ini karena kendaraan ICE adalah barang impor.

Sementara itu, pemerintah juga dinilai telah belajar dari kisah sukses negara lain bahwa insentif permintaan diperlukan untuk mendorong adopsi awal, setidaknya sampai produksi lokal telah siap.

China dan Norwegia adalah dua contoh yang bisa disebut. Di Norwegia, penjualan BEV naik dari 16% mobil penjualan pada 2016 menjadi 54% pada 2020. Sementara, China sekarang menjadi pasar kendaraan listrik terbesar di dunia.

Selain dua negara tersebut, Singapura baru-baru ini meluncurkan program insentif adopsi awal kendaraan listrik (EEAI) yang efektif mulai Januari 2021 hingga Desember 2023.

Secara terpisah di India, pembeli kendaraan listrik mendapatkan keuntungan pajak. Tetapi di sana mobil hibrid (hybrid) masih memiliki tarif yang lebih baik karena harga yang lebih murah.

Selain insentif adopsi awal, pemerintah juga merelaksasi persyaratan uang muka atau down payment (DP) untuk kendaraan listrik baterai (BEV) sejak 2019 lalu.

Pada Februari 2021, pemerintah Indonesia merevisi kembali rezim pajak barang mewah melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 73 2019 tentang PP tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

Sebelumnya, pada 15 Maret lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan kenaikan tarif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk kendaraan listrik bertipe hybrid. Di mana tarif awal direncanakan 0% menjadi 5%.

Dengan demikian, hal ini memperlebar kesenjangan antar pajak mobil hybrid dan BEV demi meningkatkan adopsi BEV.

Selain itu, Bank sentral alias Bank Indonesia (BI) juga sejak pertengahan September 2019 menurunkan persyaratan uang muka minimum untuk BEV pembiayaan menjadi nol.

"Kami yakin akan ada lebih banyak insentif karena EV [kendaraan listrik] adalah salah satu fokus utama pemerintah," tulis CLSA.

NEXT: Target Harga ANTM-INCO-ASII

(adf/adf)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular