
Duh! Saham Nikel Hancur Lebur, Trio TINS-ANTM-INCO Terburuk

Jakarta, CNBC Indonesia - Empat saham emiten nikel kompak ambruk pada awal perdagangan hari ini, Selasa (16/3/2021). Merosotnya saham nikel tersebut diwarnai aksi jual asing (net sell) pagi ini.
Berikut gerak saham nikel pada pagi ini, pukul 09.34 WIB.
Timah (TINS), saham -1,84%, ke Rp 1.865, net sell asing Rp 6,83 M
Aneka Tambang (ANTM), -1,71%, ke Rp 2.300, net sell asing Rp 4,72 M
Vale Indonesia (INCO), -1,70%, ke Rp 4.630, net sell asing Rp 24,73 M
Harum Energy (HRUM), -0,96%, ke Rp 5.150, net sell asing Rp 716,63 juta
Duo saham nikel pelat merah, TINS dan ANTM menjadi yang paling ambles di antara saham nikel lainnya.
Saham TINS jatuh 1,84% ke Rp 1.865/saham. Penurunan ini diikuti oleh aksi asing yang ramai-ramai menjual saham ini sebesar Rp 6,83 miliar.
Dengan pelemahan ini, TINS melanjutkan pelemahan sejak penutupan kemarin (15/3). Kemarin, TINS menjadi top losers setelah ditutup menyentuh auto rejection bawah (ARB) ke Rp 1.900/saham.
Anjloknya harga saham TINS terjadi setelah emiten penambang timah ini melaporkan masih membukukan kerugian senilai Rp 340,59 miliar sepanjang tahun lalu.
Namun kerugian ini sudah berkurang 44% dibanding dengan kerugian perusahaan di akhir Desember 2019 yang mencapai Rp 611,28 miliar.
Sepanjang 2020 di masa pandemi Covid-19, pendapatan perusahaan terkontraksi 21,33% secara tahunan (year on year/YoY).
Tercatat di akhir Desember 2020 lalu pendapatan perusahaan sebesar Rp 15,21 triliun, berkurang dari Rp 19,34 triliun di akhir periode yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian, saham ANTM juga kembali ambles ke 1,71% ke Rp 2.300/saham. Asing ramai-ramai melego saham ANTM senilai Rp 4,72 miliar.
Sama seperti TINS, pada Senin (15/3), ANTM juga menghuni top losers setelah anjlok 3,31% ke Rp 2.340/saham. Kemarin, nilai transaksi emiten ini sebesar Rp 871,1 miliar.
Antam baru saja melaporkan kinerja laporan keuangan (lapkeu) yang positif di tahun lalu. Pasalnya, laba bersih perusahaan selama 2020 meroket hingga 492,90% secara tahunan (year on year (YoY).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, tercatat laba bersih ANTM tahun lalu mencapai Rp 1,14 triliun. Dibanding dengan laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 193,85 miliar.
Padahal kinerja pendapatan mengalami penurunan 16,33% YoY menjadi senilai Rp 27,37 triliun dari posisi 31 Desember 2019 yang senilai Rp 32,71 triliun.
Kendati pendapatan turun, namun perusahaan berhasil menurunkan angka beban pokok penjualan menjadi Rp 22,89 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 28,27 triliun.
Dalam keterangan resminya, ANTM menargetkan produksi emas sepanjang 2021 sebanyak 1,37 ton emas dari tambang Pongkor (Bogor, Jawa Barat) dan Cibaliung (Banten) dan target penjualan sebanyak 18 ton emas.
Sebagai perbandingan, tahun lalu secara akumulatif, capaian kinerja unaudited produksi dan penjualan emas Antam sepanjang 2020 masing-masing sebesar 1.672 kg atau 1,67 ton (53.756 t oz) dan 21.797 kg atau 21,79 ton (700.789 t oz).
Artinya target tahun ini target produksi turun 17,9% dan target penjualan turun 17,39%
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tesla ke India, ANTM & INCO Tumbang tapi TINS HIjau