Saham Emiten TP Rahmat Jadi Jawara, Duo TINS-ANTM Ambles

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
15 March 2021 12:06
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan dengan terbenam di zona merah. IHSG ditutup merosot 0,44% ke posisi pada penutupan sesi I perdagangan, Senin (15/3/2021).

Menurut data BEI, ada 226 saham naik, 220 saham merosot dan 184 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,50 triliun dan volume perdagangan mencapai 11,91 miliar saham.

Investor asing pasar saham keluar dari Indonesia dengan catatan jual bersih asing mencapai Rp 29,68 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 1,86 miliar.

Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (15/3).

Top Gainers

  1. Surya Esa Perkasa (ESSA), saham +22,73% Rp 270, transaksi Rp 53,1 M

  2. Surya Permata Andalan (NATO), +11,97% Rp 655, transaksi Rp 150,7 M

  3. Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFI), +11,20% Rp 139, transaksi Rp 13,7 M

  4. Adi Sarana Armada (ASSA), +10,50% Rp 1.895, transaksi Rp 98,9 M

  5. Sarana Meditama Metropolitan (SAME), +9,62% Rp 456, transaksi Rp 86,4 M

Top Losers

  1. Planet Properindo Jaya (PLAN), saham -8,33% Rp 44, transaksi Rp 2,0 M

  2. Timah (TINS), -6,62% Rp 1.905, transaksi Rp 260,6 M

  3. Bank Jago (ARTO), -5,05% Rp 10.800, transaksi Rp 43,8 M

  4. Aneka Tambang (ANTM), -4,96% Rp 2.300, transaksi Rp 592,4 M

  5. Sejahtera Bintang Abadi Textile (SBAT), -3,23% Rp 60, transaksi Rp 2,6 M

Saham emiten pemilik kilang bahan bakar gas cair domestik (LPG) ESSA memuncaki top gainers dengan melesat 22,73% ke Rp 270/saham. Nilai transaksi ESSA tercatat sebesar Rp 2 miliar.

Sementara, dua saham emiten produsen nikel pelat merah, TINS dan ANTM, tersungkur sebagai top losers pada sesi I perdagangan hari ini.

TINS anjlok 6,62% ke Rp 1.905/saham dengan catatan transaksi sebesar Rp 260,6 miliar.

Penurunan harga saham TINS terjadi setelah emiten penambang timah ini melaporkan masih membukukan kerugian senilai Rp 340,59 miliar sepanjang tahun lalu.

Namun kerugian ini sudah berkurang 44% dibanding dengan kerugian perusahaan di akhir Desember 2019 yang mencapai Rp 611,28 miliar.

Sepanjang 2020 di masa pandemi Covid-19, pendapatan perusahaan terkontraksi 21,33% secara tahunan (year on year/YoY).

Tercatat di akhir Desember 2020 lalu pendapatan perusahaan sebesar Rp 15,21 triliun, berkurang dari Rp 19,34 triliun di akhir periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun ANTM terbenam 4,96% ke posisi Rp 2.300/saham. Nilai transaksi perusahaan yang juga menambang emas ini sebesar Rp 592,4 miliar.

Antam baru saja melaporkan kinerja laporan keuangan (lapkeu) yang positif di tahun lalu. Pasalnya, laba bersih perusahaan selama 2020 meroket hingga 492,90% secara tahunan (year on year (YoY).

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, tercatat laba bersih ANTM tahun lalu mencapai Rp 1,14 triliun. Dibanding dengan laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 193,85 miliar.

Padahal kinerja pendapatan mengalami penurunan 16,33% YoY menjadi senilai Rp 27,37 triliun dari posisi 31 Desember 2019 yang senilai Rp 32,71 triliun.

Kendati pendapatan turun, tetapi perusahaan berhasil menurunkan angka beban pokok penjualan menjadi Rp 22,89 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 28,27 triliun.

Dalam keterangan resminya, ANTM menargetkan produksi emas sepanjang 2021 sebanyak 1,37 ton emas dari tambang Pongkor (Bogor, Jawa Barat) dan Cibaliung (Banten) dan target penjualan sebanyak 18 ton emas.

Sebagai perbandingan, tahun lalu secara akumulatif, capaian kinerja unaudited produksi dan penjualan emas Antam sepanjang 2020 masing-masing sebesar 1.672 kg atau 1,67 ton (53.756 t oz) dan 21.797 kg atau 21,79 ton (700.789 t oz).

Artinya target tahun ini target produksi turun 17,9% dan target penjualan turun 17,39%.


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular