Musim Dingin Bakal Berlalu, Batu Bara Malah Dekati US$ 90

Market - Tirta Citradi, CNBC Indonesia
16 March 2021 09:18
Pekerja melakukan bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan turunan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Adapun salah satunya Peraturan Pemerintah yang diterbitkan yaitu Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Bongkar Muat Batu Bara di Terminal Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal ICE Newcastle kian mendekati US$ 90/ton. Harga si batu hitam ditutup menguat 0,51% ke US$ 88,2/ton pada perdagangan kemarin. Ini merupakan harga tertinggi dalam satu bulan terakhir. 

Volatilitas harga kontrak batu bara di bursa berjangka memang tinggi di tahun 2021. Hal ini senada dengan pasar keuangan global yang juga bergerak dengan fluktuasi yang tajam. 

Kenaikan harga batu bara dipicu oleh beberapa sentimen mulai dari prospek ekonomi yang lebih baik karena ada vaksin Covid-19, prospek commodity supercycle hingga aksi spekulasi para pelaku pasar yang mencari aset untuk lindung nilai dari ekspektasi inflasi yang tinggi. 

Harga batu bara juga turut terkerek naik seiring dengan kinerja ekonomi China yang impresif. Apalagi bertepatan dengan musim dingin. Namun kini musim dingin akan segera berakhir. Batu bara bisa kehilangan salah satu sentimen positif yang memicu kenaikan harganya. 

Marcin Gorski, Analis Cuaca Refinitiv, memperkirakan kondisi hangat akan mendominasi dataran China dalam 10-14 ke depan. Suhu udara diperkirakan 5-10 derajat celcius di atas normal di wilayah utara China.

Akibatnya, impor batu bara China mulai berkurang seiring penurunan kebutuhan penghangat ruangan karena cuaca yang mulai bersahabat. Pada Februari 2021, impor China tercatat 19,62 juta ton dan Maret 2021 hingga akhir pekan ini ada di 14,82 juta ton.

Mulai berlalunya musim dingin juga membuat harga batu bara lokal China melorot. Harga batu bara termal acuan Negeri Tirai Bambu yakni Qinhuangdao kini sudah mendekati RMB 600/ton. Padahal sebelumnya saat Imlek dan musim dingin harganya sempat melonjak ke atas RMB 900/ton.

Cuaca yang menghangat juga terjadi di negara konsumen batu bara utama. Di India, suhu udara diperkirakan 2-4 derajat celcius di atas normal.

Sementara di Korea Selatan dan Jepang, suhu udara diperkirakan 2-4 derajat celcius di atas normal, bahkan dalam kondisi tertentu bisa 4-8 derajat celcius di atas normal selama 6-10 hari ke depan.

Sebagai salah satu negara eksportir batu bara, potensi penurunan permintaan tentunya bukanlah sebuah kabar yang menggembirakan. Ekspor bahan bakar mineral RI mengalami kenaikan sebesar US$ 92,3 juta pada Februari lalu. 

Kenaikan harga batu bara yang tajam mampu mengimbangi penurunan volume ekspor di bulan yang sama. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume ekspor bahan bakar mineral RI sebesar 34,2 juta ton di bulan Februari atau drop 11% dibanding bulan Januari yang mencapai 38,5 juta ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Ditutup Naik Nyaris 1%, Harga Batu Bara Semakin Dekat US$ 60


(twg/twg)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading