Tuh kan Harga Batu Bara Cetak Rekor Lagi! Tertinggi 10 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal ICE Newcastle kembali menyentuh rekor tertinggi sepanjang tahun. Pada perdagangan kemarin (10/6/2021) harga kontrak futures (berjangka) si batu hitam ditutup melesat 4,6% ke US$ 123,95/ton.
Dengan kenaikan harga tersebut kini batu bara acuan global itu sudah mendekati level tertingginya dalam satu dekade terakhir. Sebelumnya harga tertinggi batu bara di tahun 2021 adalah US$ 118,9/ton pada 28 Mei lalu. Sementara harga terendahnya di sepanjang tahun adalah di US$ 75,7/ton pada 6 Januari 2021.
Rata-rata harga bulanan si batu hitam terus mengalami kenaikan. Rata-rata harga batu bara Newcastle bulan Januari 2021 sebesar US$ 86,13/ton. Rata-rata harga naik menjadi US$ 103,15/ton di bulan Mei. Ada kenaikan sebesar hampir 20% pada periode tersebut.
Harga batu bara termal di seluruh Asia telah melonjak ke level tertinggi hampir satu dekade terakhir di tengah permintaan yang kuat dan beberapa kendala pasokan.
Pemicu kenaikan harga adalah permintaan yang kuat dari Jepang dan Korea Selatan, pembeli utama batu bara termal Australia bermutu tinggi di tengah tingginya konsumsi listrik untuk AC di belahan bumi utara seiring dengan adanya sentimen musim panas.
"Kenaikan harga batu bara termal juga mencerminkan penyesuaian kembali aliran batu bara di seluruh Asia sebagai bagian dari perselisihan China-Australia" tulis Clyde Russel, kolumnis untuk sektor energi Reuters.
Eksportir Australia harus beralih dari China ke pembeli lain, terutama India tetapi juga importir kecil seperti Vietnam dan Bangladesh, dan menawarkan harga yang kompetitif untuk menggantikan pemasok lain, seperti Indonesia dan Rusia.
Impor batu bara lintas laut India untuk semua jenis batu bara sedikit turun di bulan Mei. Impor turun menjadi 17,62 juta ton dari 18,68 juta April, menurut data pelacakan kapal dan pelabuhan Refinitiv. Penurunan impor terjadi dikarenakan India yang menerapkan lockdown untuk mengendalikan wabah Covid-19 yang melonjak.
Namun meskipun turun, rincian data menunjukkan bahwa impor dari Australia naik menjadi 6,43 juta ton dan menjadi impor tertinggi kedua sejak Januari 2015 atau sedikit lebih rendah dari 6,80 juta pada Januari tahun ini.
Impor dari Indonesia turun menjadi 5,52 juta ton di bulan Mei, turun dari 6,3 juta di bulan April, dan jauh di bawah tingkat rata-ratanya sekitar 8 hingga 10 juta ton per bulan yang berlaku sebelum larangan China atas batu bara Australia diterapkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Tembus Lagi US$ 85,35/ton, Harga Batu Bara Volatil Banget
(twg/twg)