Masih Aman Gaes, Harga Batu Bara Tahan di US$ 95/ton

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
25 March 2021 08:45
Pekerja melakukan bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan turunan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Adapun salah satunya Peraturan Pemerintah yang diterbitkan yaitu Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu Bara di Terminal Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Usai anjlok, harga batu bara menunjukkan pergerakan naik. Pada penutupan perdagangan kemarin (24/3/2021), harga kontrak futures batu bara termal ICE Newcastle menguat 0,85% ke US$ 95,4/ton.

Di minggu ini, harga kontrak batu bara yang aktif ditransaksikan di bursa berjangka tersebut sempat menyentuh level US$ 98,4/ton yang merupakan level tertinggi dalam dua tahun terakhir.

Dalam riset BRI Danareksa Sekuritas, harga batu bara untuk tahun 2021 diperkirakan bakal lebih tinggi di tahun 2021 ini. Harga si batu hitam diramal bakal berada di rentang US$ 70 - US$ 80 per ton seiring dengan adanya pemulihan ekonomi global. 

Impor batu bara termal India diperkirakan akan meningkat 12,2% (yoy) pada tahun 2021 didukung oleh pemulihan aktivitas industri di negara tersebut.

Selain itu dalam laporan tersebut BRI Danareksa Sekuritas percaya bahwa larangan impor batu bara Australia oleh China sejak kuartal terakhir tahun lalu akan menguntungkan harga batu bara Indonesia.

Pada periode 10 bulan pertama tahun lalu  impor batu bara termal China dari Australia menyumbang sekitar 22,9% dari total impor batu bara termal China.

Terakhir, hujan deras yang disebabkan oleh fenomena iklim La-Nina diperkirakan akan semakin memperketat produksi batu bara di Indonesia pada tahun 2021.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan pertumbuhan yang datar pada produksi batu bara Indonesia sebesar 550 juta ton untuk tahun 2021 tergantung pada pemulihan lebih lanjut di pertumbuhan ekonomi global.

Untuk jangka panjang permintaan batu bara akan ditopang oleh permintaan dari kawasan Asia Tenggara. Secara khusus, permintaan batu bara akan didorong oleh pembangkit listrik berbasis batu bara yang akan dibangun di Vietnam dan Indonesia.

Impor batu bara China dan India diperkirakan akan menurun dalam jangka menengah-panjang seiring dengan peningkatan produksi dalam negerinya. Se

lain itu, dengan China yang akan melanjutkan kebijakan kuota impor batu bara termal untuk mendukung produksi dalam negeri, hal ini akan mempengaruhi harga batu bara global di masa depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasokan China Ketat, Harga Batu Bara Siap ke US$ 60/Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular