
Aneh bin Ajaib! Kinerja BACA: NPL Bisa 0,00%, Kredit Anjlok

Jakarta, CNBC Indonesia- Di tengah rumor akan diakuisisi oleh raksasa fintech OVO, PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) terlihat berbenah dalam laporan keuangannya.
Hal tersebut tercermin dalam materi Public Expose Insidentil Bank Capital yang digelar hari ini, Selasa (9/3/2021).
Dalam materi tersebut terungkap bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) dari BACA turun jadi 0,00% baik dari gross dan NPL Net pada Desember 2020.
Padahal pada September 2020, NPL gross BACA tercatat 3,97% dan NPL NET 3,36%. Hanya dalam 3 bulan, kredit bermasalah tersebut dibersihkan.
Kegiatan bersih-bersih ini juga terlihat bahwa perusahaan menurunkan kredit dari Rp 11,65 triliun pada September 2020 menjadi Rp 6,44 triliun pada 31 Desember 2020. Hanya dalam 3 bulan kredit turun 44%.
Berlawanan dengan kredit yang disetop bahkan dikurangi, dana pihak ketiga (DPK) masih dikumpulkan dengan posisi Rp 16,37 triliun pada akhir Desember 2020, naik 9,34% dalam 3 bulan. Alhasil total aset juga meningkat hampir Rp 1 triliun dalam 3 bulan, menjadi Rp 20,21 triliun.
Aksi bersih-bersih ini membuat rasio intermediasi (loan to deposits ratio/LDR) BACA turun menjadi 39,33% pada akhir 2020, dibandingkan 3 bulan sebelumnya 77,8%.
Namun, laba terlihat meningkat menjadi Rp 107,08 miliar dari setahun sebelumnya Rp 15,88 miliar dan akhir September 2020 Rp 60,46 miliar.
Saham Bank Capital telah melesat lebih dari 2 kali lipat dalam sebulan terakhir. Saham ini sempat menyentuh Rp 835, dari sebelumnya Rp 390. Pagi ini saham Bank Capital terkoreksi 6,85% menjadi Rp 680.
Data BEI mencatat, pada pukul 11.34 WIB atau penutupan sesi I, Selasa ini (9/3), saham BACA minus 0,68% di level Rp 725/saham. Secara tahun berjalan atau year to date saham BACA melesat 93%.
Sebelumnya manajemen Bank Capital Indonesia buka suara terkait dengan kabar bahwa bank ini tengah diincar oleh sejumlah calon investor asing seperti Grab asal Singapura dan Sea Group, induk Shopee asal Singapura.
Para investor tersebut disebutkan tertarik untuk mengembangkan layanan digital bernama Capital Net milik perseroan yang telah digunakan pelanggan sejak 2019.
Menanggapi ini Direktur Utama Bank Capital, Wahyu Dwi Aji, mengatakan perseroan memang tengah mengembangkan layanan digital. Hanya saja dia belum mengungkapkan calon investor secara definitif.
"Perseroan memang sedang mengembangkan layanan digital. Sebagai perusahaan publik, maka ketertarikan investor sangat terbuka untuk semua perusahaan," kata Wahyu dalam keterbukaan informasi di BEI, bersama dengan Direktur Bank Capital Gunarto Hanafi, dikutip Jumat (26/2/2021).
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dikabarkan Mau Diakusisi Sea Grup, Ini Respons Bank Capital