Laba Bank Capital Ambles 78% di Semester I, Gara-gara Apa?

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
12 August 2021 11:45
Bank Capital Life (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Bank Capital Life (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten yang bergerak di bidang jasa perbankan umum, PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA), mencatatkan penurunan laba 77,68% pada paruh pertama tahun ini atau semester I-2021.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi per Juni 2021, laba bersih ini turun menjadi Rp 11,60 miliar, dari semula mencapai Rp 51,98 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan kinerja laba perusahaan dipengaruhi oleh menurunnya pendapatan bunga hingga 40,45%.

Pendapatan bunga Bank Capital turun dari semula sebesar Rp 773,23 miliar pada posisi akhir Juni tahun lalu, kini hanya mampu menghasilkan Rp 460,42 miliar selama enam bulan awal tahun 2021.

Per kuartal II tahun ini, rasio non performing loan (NPL, kredit bermasalah) secara bruto turun menjadi 0% dari semula 0,00011% pada posisi akhir tahun lalu. Rasio NPL secara neto juga turun menjadi 0% dari semula 0,00010%.

Aset perusahaan tercatat naik 17,49% menjadi Rp 23,76 triliun dari posisi akhir Desember tahun lalu sejumlah Rp 20,22 triliun.

Kenaikan ini sejalan dengan apa yang terjadi tahun lalu, yang mana BACA mencatatkan kenaikan nilai aset yang pada akhir Desember 2020 lalu menjadi Rp 20,22 triliun, naik 6,66% dari semula sejumlah Rp 18,95 triliun akhir tahun 2019.

Namun Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menyoroti naiknya nilai aset lain-lain perusahaan yang tadinya nilainya sebesar Rp 172,97 miliar per 31 Desember 2019 menjadi senilai Rp 7,53 triliun di akhir tahun 2020 atau meroket 4.253%.

Nilai aset ini kembali naik menjadi Rp 7,90 triliun pada pertengahan tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 31 Desember 2020 lalu, manajemen BACA mengungkapkan kenaikan pos ini disebabkan karena adanya biaya dibayar di muka dengan nilai mencapai Rp 5,07 triliun, dari sebelumnya pos ini hanya memiliki nilai sebesar Rp 20,91 miliar.

Pernyataan manajemen BACA itu adalah jawaban atas pertanyaan BEI soal kenaikan signifikan pada aset lain-lain sebesar 4.253,8% atau Rp 7,4 triliun dalam laporan keuangan per 31 Desember 2020.

Menjawab pertanyaan pihak bursa terkait kenaikan signifikan tersebut, pihak manajemen mengatakan pada tahun 2020, BACA melakukan transaksi asuransi penjaminan kredit yang menyebabkan adanya pembayaran premi asuransi sebesar Rp 5,1 triliun untuk periode 12 tahun ke depan

Nilai premi yang dibayarkan tersebut merupakan nilai berdasarkan kesepakatan perusahaan dengan PT Sinarmas Penjaminan Kredit dengan nilai premi mencapai Rp 5,092 triliun dan dibayarkan bertahap sebanyak lima kali tahun lalu.

Penjaminan ini digunakan untuk mengantisipasi penurunan performa debitur dan mencegah terjadinya kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di perusahaan, di samping perusahaan juga melakukan pencadangan sesuai dengan aturan.

Kemudian juga ada bagian lain-lain senilai Rp 2,29 triliun yang merupakan aset tanah yang sedang dalam proses penjualan. Aset ini diperoleh dari transaksi jual beli kredit yang dilakukan oleh perusahaan.

Liabilitas perusahaan tercatat naik menjadi 22,13 triliun dari posisi akhir Desember tahun lalu sejumlah Rp 18,58 triliun.

Ekuitas perusahaan per akhir Juni 2021 tercatat senilai Rp 1,63 triliun, turun tipis dari posisi akhir Desember tahun lalu sebesar Rp 1,64 triliun.

Pada perdagangan sesi I Kamis (12/8) pukul 09.41 WIB di pasar modal, saham BACA naik 0,96% ke level Rp 525/saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 3,72 triliun. Dalam seminggu saham naik 5,42%, selama sebulan meningkat 19,32%, sedangkan sejak awal tahun tumbuh 39,63%.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengejutkan! Aset Bank Capital Meroket 4.000%, Lah Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular