
Mau Tambah Modal Jor-joran, Saham BACA Malah Kena ARB

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten bank mini atau bank dengan modal inti di bawah Rp 5 triliun, PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA), anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 7% dan menjadi top losers pada perdagangan Kamis (23/9/2021).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BACA ditutup ambles 7,00% ke posisi Rp 372/saham dengan nilai transaksi Rp 188,3 miliar dan volume perdagangan 491,2 juta saham. Kendati melemah, asing mencatatkan beli bersih Rp 2,05 miliar di pasar reguler.
Pelemahan ini memperpanjang tren pelemahan saham BACA yang dimulai sejak 3 hari lalu atau pada Senin (20/9). Praktis, dalam sepekan, saham BACA tergerus 14,29%, sementara dalam sebulan menyusut 20,51%.
Adapun nilai kapitalisasi pasar saham BACA mencapai Rp 2,63 triliun pada perdagangan hari ini.
Pelemahan saham BACA ini terjadi di tengah adanya rencana aksi korporasi penawaran umum terbatas (PUT) IV melalui penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue yang akan mulai dilaksanakan pada Oktober mendatang.
Berdasarkan keterbukaan informasi di website BEI, BACA akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 20 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100.
Harga pelaksanaan sendiri belum ditetapkan. Namun, jika mengacu pada harga terendah saham BACA di awal tahun yakni Rp 376/saham, potensi dana yang bisa diraih mencapai Rp 7,5 triliun.
HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan mulai 26 Oktober 2021 sampai dengan 2 November 2021.
Sebelumnya, aksi korporasi ini sudah mendapatkan restu para pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar 25 Agustus 2021.
Dalam rights issue ini, PT Inigo Global Capital (IGC) selaku pemegang saham BACA sebesar 14,71% menyatakan akan melaksanakan HMETD yang dimiliki sesuai dengan porsi kepemilikannya.
Kemudian, PT Delta Indo Swakarsa selaku pemegang saham 13,96% menyatakan akan melaksanakan HMETD yang dimiliki sesuai dengan porsi kepemilikan. Dalam hal terdapat pemegang saham Perseroan yang tidak melaksanakan HMETD yang dimilikinya secara penuh, maka pemegang saham tersebut akan mengalami dilusi.
Dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan.
"Dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD IV kepada para Pemegang Saham Perseroan dalam rangka penerbitan HMETD, setelah dikurangi dengan biaya-biaya Emisi yang menjadi kewajiban Perseroan, akan digunakan untuk modal kerja," jelas manajemen BACA dikutip CNBC Indonesia, Kamis (23/9).
Hal ini mengingat OJK mewajibkan bank umum punya modal inti minimal Rp 2 triliun tahun ini dan Rp 3 triliun tahun depan.
Sementara itu per Juni 2021, Bank Capital baru memiliki modal inti Rp 1,51 triliun, naik dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,39 triliun.
Sebagai informasi, per 31 Agustus 2021, pemegang saham Bank Capital adalah PT Delta Indo Swakarsa sebesar 13,96% dan PT Inigo Global Capital sebesar 14,71%.
Selain itu, Asuransi Simas Jiwa-Simas Equity Fund 2 menggenggam 11,41% saham BACA dan masyarakat memiliki 59,92% saham perusahaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Bank Capital Ambles 78% di Semester I, Gara-gara Apa?
