Derita Tiada Akhir, Saham Bank Mini Dibanting & Nyentuh ARB

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
09 March 2021 09:42
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Enam bank mini langsung tersungkur di zona merah pada awal perdagangan pagi ini, Selasa (9/3/2021). Beberapa di antara saham tersebut tercatat menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).

Berikut daftar saham bank mini (BUKU II) pada Selasa (9/3), pukul 09.17 WIB.

  1. Bank Capital Indonesia (BACA), -6,85%, ke Rp 680, transaksi Rp 1 M

  2. Bank MNC Internasional (BABP), -6,84%, ke Rp 109, transaksi Rp 2 M

  3. Bank Amar Indonesia (AMAR), -6,83%, ke Rp 464, transaksi Rp 99 Juta

  4. Bank Woori Saudara Indonesia (SDRA), -6,51%, ke Rp 790, transaksi Rp 32 juta

  5. Bank Ina Perdana (BINA), -0,67%, ke Rp 1.480, transaksi Rp 97 Juta

  6. Bank Jago (ARTO), -0,26%, ke Rp 9.675, transaksi Rp 3 M

Para pelaku pasar tampaknya mulai melakukan aksi ambil untung untuk saham-saham bank mini dengan modal inti antara Rp 1-5 triliun (BUKU) dalam beberapa hari terakhir.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), BACA mengalami penurunan harga paling besar di antara yang lainnya, dengan anjlok menyentuh ARB 6,85% ke Rp 680/unit. Nilai transaksi saham ini sebesar Rp 1 miliar.

Kemudian, di tempat kedua, bank milik MNC Group BABP juga menyentuh ARB setelah ambles 6,84% ke Rp 109/saham dengan nilai transaksi 2 Miliar.

Sebelumnya dalam menanggapi isu bank digital, pihak manajemen BABP menjelaskan kepada pihak otoritas bursa pada Jumat (5/3), perseroan akan terus melakukan digitalisasi proses dan layanan perbankan sehingga mampu bersaing dengan kompetitor serta menjawab kebutuhan nasabah.

BABP sendiri akan melakukan public expose (PE) insidentil, pada Rabu siang (10/3) setelah saham BABP sempat disuspensi pada Jumat pekan lalu (5/3).

Di posisi ketiga ada AMAR yang terpelanting 6,83% ke Rp 464/unit dengan catatan nilai transaksi sebesar Rp 99 juta.

Adapun AMAR tercatat sudah menjadi bank digital sejak tahun lalu, tepatnya pada 17 Agustus 2020.

"Perseroan merupakan bank pertama yang murni mengembangkan produk-produk bank secara digital di Indonesia melalui kedua produknya, Tunaiku (platform pinjaman digital) dan Senyumku (first mobile-only intelligent banking)," jelas manajemen AMAR dalam tanggapan tertulis atas surat Bursa Efek Indonesia, Senin (8/3).

Kenaikan harga bank mini akhir-akhir ini digerakkan oleh sentimen narasi bank digital dan terkait konsolidasi perbankan sebagai konsekuensi dari aturan Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020.

Peraturan tersebut mengharuskan bank untuk memiliki modal inti minimum bank umum sebesar Rp 1 triliun tahun ini, Rp 2 triliun pada 2021 dan minimal Rp 3 triliun tahun 2022. Dengan aturan tersebut, bank-bank dengan modal cekak harus mencari investor strategis untuk menyuntikkan modal.

 


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Tahun, Saham Bank Mini Ngacir Berjamaah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular