Kapitalisasi Pasar Rp 100 T

BCA Kokoh di Puncak, BNI Depak BRIS dari 10 Besar Big Cap!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
08 March 2021 11:55
BI
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

IHSG mengawali pekan dengan reli sebesar 1,55% hingga terkatrol ke level psikologis 6.300. IHSG mendapatkan katalis positif dari pembebasan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) bagi pembelian properti.

PPN merupakan pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari Barang/Jasa Kena Pajak (BKP/JKP) dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. PPN selama ini dibebankan pada penjualan rumah dari pengembang properti ke penjual.

Namun 3 hari kemudian, kondisi berbalik di mana IHSG terkoreksi 1,35% pada Kamis, sehingga balik ke level psikologis 6.200. Pemicunya adalah kenaikan kembali imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika serikat (AS) tenor 10 tahun, setelah turun 3 hari beruntun.

Pada hari itu, imbal hasil surat utang yang menjadi acuan di AS tersebut nyaris menyentuh level 1,5%. Koreksi berlanjut kembali pada Jumat, meski muncul kabar positif dari Bank Indonesia (BI) berupa kenaikan cadangan devisa (cadev) Februari menjadi US$ 138,8 miliar, atau rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia merdeka.

Kenaikan yield memang dinilai menjadi risiko yang menekan pasar keuangan global. Jika level 1,5% terlewati, pasar khawatir terjadi taper tantrum di mana bank sentral AS menghentikan pembelian surat utang di pasar yang bisa memicu gejolak di pasar keuangan global.

Walhasil, IHSG pun ikut tertekan dan gagal naik kelas ke level psikologis 6.300 pada pekan ini. Meski demikian, secara tahun berjalan indeks acuan bursa tersebut terhitung masih melesat 4,64% atau 277,68 poin.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular