Round Up Sepekan

Asing Pilih Obral Saham, IHSG Bertahan di Jalur Hijau

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
06 March 2021 14:00
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski tersandung koreksi beberapa kali dan diterpa aksi jual investor asing mengikuti tren global, bursa saham nasional sepanjang pekan ini masih bertahan di jalur hijau.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan ini meroket pada 3 hari pertama dan terkoreksi pada 2 hari terakhir. Akibatnya, indeks acuan bursa tersebut terhitung menguat sebesar 0,24% (14,95 poin) dari posisi akhir pekan lalu di 6.241,796 menjadi 6.256,75 pada Jumat (6/3/2021).

Nilai perdagangan selama sepekan tercatat sebesar Rp 71,7 triliun, dengan 131,5 miliar saham berpindah tangan sebanyak 7,4 juta kali. Investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 25,1 miliar.

IHSG mengawali pekan dengan reli sebesar 1,55% hingga terkatrol ke level psikologis 6.300. IHSG mendapatkan katalis positif dari pembebasan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) bagi pembelian properti.

PPN merupakan pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari Barang/Jasa Kena Pajak (BKP/JKP) dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. PPN selama ini dibebankan pada penjualan rumah dari pengembang properti ke penjual.

Namun 3 hari kemudian, kondisi berbalik di mana IHSG terkoreksi 1,35% pada Kamis, sehingga balik ke level psikologis 6.200. Pemicunya adalah kenaikan kembali imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika serikat (AS) tenor 10 tahun, setelah turun 3 hari beruntun.

Pada hari itu, imbal hasil surat utang yang menjadi acuan di AS tersebut nyaris menyentuh level 1,5%. Koreksi berlanjut kembali pada Jumat, meski muncul kabar positif dari Bank Indonesia (BI) berupa kenaikan cadangan devisa Februari menjadi US$ 138,8 miliar, atau rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia merdeka.

Kenaikan yield memang dinilai menjadi risiko yang menekan pasar keuangan global. Jika level 1,5% terlewati, pasar khawatir terjadi taper tantrum di mana bank sentral AS menghentikan pembelian surat utang di pasar yang bisa memicu gejolak di pasar keuangan global.

Walhasil, IHSG pun ikut tertekan dan gagal naik kelas ke level psikologis 6.300 pada pekan ini. Meski demikian, secara tahun berjalan indeks acuan bursa tersebut terhitung masih melesat 4,64% atau 277,68 poin.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi China Terjaga, IHSG Bertahan Hijau di Closing Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular