
Adu Data PMI, Kurs Dolar Australia Melesat Nyaris 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat tajam melawan rupiah pada perdagangan Senin (1/3/2021) setelah rilis data aktivitas sektor manufaktur yang menunjukkan peningkatan ekspansi. Indonesia juga merilis data yang sama, tetapi berbanding terbalik, ekspansinya malah semakin melambat.
Pada pukul 10:52 WIB, AU$ 1 setara Rp 11.077, dolar Australia menguat nyaris 1% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Dolar Australia di pekan lalu sempat meroket mendekati Rp 11.300/AU$, dan menyentuh level tertinggi sejak Juli 2014. Namun, dalam 2 hari perdagangan terakhir berbalik merosot tajam hingga berakhir melemah 0,83% sepanjang pekan lalu melawan rupiah, sebelum kembali bangkit hari ini.
Australian Industry Group (AIG) hari ini melaporkan aktivitas sektor manufaktur yang tercermin dari Purchasing Managers' Index (PMI) naik ke 58,8 di bulan Februari dari bulan sebelumnya 55,3.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di atasnya berarti ekspansi, sementara di bawahnya kontraksi.
Dengan angka 58,8, artinya ekspansi sektor manufaktur Australia di bulan Februari menjadi yang tertinggi sejak Maret 2018.
AIG melaporkan, lima dari enam sektor yang termasuk dalam PMI manufaktur Australia mencatat ekspansi, yang menunjukkan pemulihan ekonomi yang kuat di bulan Februari.
Sektor bahan bangunan mencatat ekspansi pertama kali sejak Agustus 2019, yang dipicu tingginya permintaan akibat stimulus yang diberikan pemerintah Australia.
Berbeda dengan Australia, PMI Manufaktur Indonesia justru melambat. IHS Markit melaporkan PMI manufaktur Indonesia berada di 50,9 untuk periode Februari 2021, melorot dari bulan Januari yang mencapai 52,2. Pencapaian Januari 2021 adalah yang terbaik dalam 6,5 tahun terakhir.
"Ada sinyal kesehatan sektor manufaktur yang terjadi sejak November 2020 memburuk. Produksi terus naik, hingga empat bulan berturut-turut, tetapi lajunya melambat. Perlambatan produksi berarti ada penurunan pasokan barang jadi," sebut keterangan tertulis IHS Markit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi-Lagi Karena China, Dolar Australia Berjaya Lawan Rupiah
