
Bursa Eropa Ikut Menguat Sambut Petuah Menentramkan Powell

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa menguat pada sesi awal perdagangan Kamis (25/2/2021), menyusul kelegaan investor global menyambut pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang melegakan terkait dengan inflasi.
Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa naik 0,4% di awal perdagangan. Indeks saham sektor komoditas dasar menjadi pemimpin reli dengan kenaikan sebesar 1,5%, sedangkan indeks saham sektor makanan dan minuman melemah 1,2%.
Selang 5 menit kemudian reli indeks Stoxx menjadi 1 poin (+0,24%) ke 414,21. Indeks DAX Jerman lompat 24,3 poin (+0,17%) ke 14.000,27 sementara CAC Prancis bertambah 24,3 poin (+0,42%) ke 5.822,27. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris 16,75 poin (+0,25%) ke 6.675,72.
Bursa Eropa cenderung mengikuti tren pasar global di mana bursa Asia Pasifik melompat pada perdagangan Kamis dan kontrak berjangka (futures) bursa AS bergerak menguat setelah indeks Dow Jones Industrial Average menyentuh rekor tertinggi baru pada Rabu.
Kenaikan imbal hasil (yield) sempat membuat bursa tertekan, mengingat imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun menyentuh 1,4% yang merupakan level tertinggi sejak Februari 2020.
Namun, yield agak surut setelah bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell menilai inflasi bukanlah ancaman, menyebutkan bahwa perlu 3 tahun untuk mencapai target inflasi yang dipatok bank sentral.
Dalam pidato di depan Komite Layanan Keuangan DPR AS semalam, Powell menilai inflasi bakal volatil ketika ekonom dibuka kembali dan permintaan meningkat. Namun demikian, The Fed telah memiliki resep untuk mengatasi kemungkinan lonjakan inflasi jika benar terjadi.
Investor global juga memantau data ekonomi dari AS, di antaranya klaim awal pengangguran di mana ekonom dalam survei Dow Jones memperkirakan angka 845.000. Di sisi lain, Departemen Perdagangan akan merilis estimasi kedua pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020.
Beberapa emiten besar di Eropa juga akan merilis kinerja keuangannya seperti AXA, Bayer, Standard Chartered, Aston Martin, dan Telefonica. Selain itu, bakal ada rilis indeks keyakinan konsumen dan pelaku industri manufaktur per Februari untuk Belanda, Prancis, dan Swedia.
Standard Chartered mengafirmasi ulang target laba jangka panjangnya dan berencana membagikan dividen, meski pencadangan kredit akibat pandemi Covid-19 memukul laba bersihnya hingga anjlok 57% pada 2020. Saham perseroan pun anjlok 4,2%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Dibuka Variatif Cenderung Melemah