Sambut Komentar Powell Soal Inflasi, Bursa Eropa Dibuka Merah

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
05 March 2021 15:22
The German share price index, DAX board, is seen at the stock exchange in Frankfurt, Germany, March 19, 2018.    REUTERS/Staff/Remote
Foto: REUTERS/Staff/Remote

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa melemah pada sesi awal perdagangan Jumat (5/3/2021), menyusul kenaikan kembali imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang berpeluang memicu investor beralih dari pasar saham ke obligasi.

Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa melemah 0,9% di sesi awal perdagangan. Indeks saham sektor perjalanan dan tamasya menjadi pemimpin koreksi dengan drop 1,6%.

Selang 10 menit kemudian indeks Stoxx menjadi minus 2,9 poin (-0,69%) ke 409,05. Indeks DAX Jerman drop 97,9 poin (-0,7%) ke 13.958,41 sementara CAC Prancis berkurang 33,7 poin (-0,58%) ke 5.796,92. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris turun 42,2 poin (-0,63%) ke 6.608,65.

Bursa Eropa cenderung mengikuti tren di Asia Pasifik yang mayoritas indeks sahamnya melemah. Indeks Morgan Stanley Capital (MSCI) anjlok 0,56% mengesampingkan pernyataan Perdana Menteri China Li Keqiang menargetkan pertumbuhan ekonomi 6% pada 2021.

Kontrak berjangka (futures) indeks saham AS cenderung flat, setelah kemarin Wall Street ditutup di zona merah karena aksi jual saham teknologi. Pasar cemas melihat yield obligasi AS tenor 10 tahun naik kembali menjadi 1,5%.

Sepekan lalu, bursa saham AS memang melemah setelah yield obligasi acuan tersebut melesat hingga menyentuh angka 1,6%. Saham teknologi menjadi pemicu utama koreksi karena pelaku pasar juga menghindarinya dan mendiversifikasi asetnya menyambut pemulihan ekonomi.

Bos bank sentral AS (Federal Reserve/ The Fed) Jerome Powell pada Kamis menyebutkan bahwa pembukaan kembali perekonomian bisa menciptakan dorongan penguatan inflasi dan pihaknya bakal lebih bersabar menahan diri menghadapi situasi demikian.

Meski demikian, Powell mengaku telah mengetahui perihal kenaikan imbal hasil obligasi tersebut. Pekan lalu, imbal hasil obligasi acuan tersebut meroket dan sempat menyentuh angka 1,6%. Artinya, harga surat utang tersebut kian murah dan menarik untuk diburu investor yang selama ini menanamkan dananya di bursa saham.

Dari Benua Biru, Reuters memberitakan bahwa Uni Eropa berencana memperpanjang kendali ekspor vaksin Covid-19 setelah mengeblok pengiriman vaksin AstraZeneca yang sedianya dikirimkan ke Australia.

Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholtz menyebutkan negara dengan perekonomian terbesar di Eropa ini akan perlu bujet tambahan pada 2021 untuk membiayai kebutuhan pembiayaan yang meningkat untuk mengatasi dampak pandemi.

Data ekonomi yang dipantau di antaranya adalah rilis angka manufaktur dan barang konsumer Jerman, serta neraca perdagangan Prancis.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Setujui Usulan BEI Buka Informasi Kode Domisili Investor

Next Article Yield SBN AS Sentuh 1,6%, Bursa Eropa Dibuka Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular