BBNI Masuk, Saham BRIS Terdepak dari 10 Big Cap Terbesar

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
22 February 2021 11:48
Bank Rakyat Indonesia bri (detikFoto/Ari Saputra)
Foto: Bank Rakyat Indonesia (detikFoto/Ari Saputra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 0,15% dengan nilai perdagangan selama sepekan tercatat sebesar Rp 63,44 triliun. Harga saham-saham mayoritas mengalami penguatan, termasuk saham-saham berkapitalisasi besar. 

Namun ada saham yang juga mengalami koreksi, dan terdepak dari jajaran 10 saham berkapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia. 

Investor asing pun masih melakukan aksi jual pada pekan lalu, yakni senilai Rp 556 miliar di pasar reguler.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga akhir pekan lalu total kapitalisasi pasar 10 saham big cap  turun menjadi Rp 3.111 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap (RP T)

No.Emiten19 Februari 2021No.Emiten11 Februari 2021No.Emiten5 Februari 2021
1Bank Central Asia/BBCA8331Bank Central Asia/BBCA8401Bank Central Asia/BBCA844
2Bank Rakyat Indonesia/BBRI5852Bank Rakyat Indonesia/BBRI5712Bank Rakyat Indonesia/BBRI546
3Telkom/TLKM3183Telkom/TLKM3163Telkom/TLKM326
4Bank Mandiri/BMRI2954Bank Mandiri/BMRI3004Bank Mandiri/BMRI303
5Unilever/UNVR2655Unilever/UNVR2745Unilever/UNVR276
6Astra/ASII2346Astra/ASII2376Astra/ASII247
7Chandra Asri/TPIA1837Chandra Asri/TPIA1937Chandra Asri/TPIA195
8Sampoerna/HMSP1598Sampoerna/HMSP1618Sampoerna/HMSP163
9Emtek/EMTK1289Bank Syariah Indonesia/BRIS1179Emtek/EMTK120
10Bank Negara Indonesia/BBNI11110Emtek/EMTK11610Bank Negara Indonesia/BBNI116

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (19/2/2021)

Berdasarkan data di atas, mayoritas masih mengalami penurunan market cap, hanya 2 saham yang market cap-nya naik.

Seperti pada pekan-pekan sebelumnya, posisi pertama masih diduduki oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebagai dengan nilai market cap-nya sebesar Rp 833 triliun atau turun Rp 7 triliun dari pekan sebelumnya.

Selanjutnya, di posisi kedua masih dipegang oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai market cap-nya sebesar Rp 585 triliun atau naik Rp 14 triliun.

Sementara itu, market cap PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berhasil mendepak posisi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dari daftar 10 besar big cap pada pekan lalu, di mana market cap EMTK naik ke posisi ke-9 dan BBNI masuk di posisi ke-10.

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

Pada pekan lalu, pemerintah mengeluarkan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sektor otomotif selama 2021 dan akan mulai berlaku pada 1 Maret mendatang.

Adanya relaksasi ini ditujukan untuk mendorong pemulihan industri manufaktur, salah satunya industri otomotif yang terdampak berat akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Insentif penurunan tarif PPnBM tersebut diberlakukan untuk kendaraan bermotor segmen di bawah 1.500 cc kategori sedan dan 4x2. Keputusan ini diambil setelah dilakukan koordinasi antar kementerian dan diputuskan dalam rapat kabinet terbatas.

Selain relaksasi PPnBM, Bank Indonesia juga memberikan sentimen positif ke saham sektor otomotif. Kamis lalu, Gubernur Perry Warjiyo dan kolega memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI 7 Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," kata Perry usai RDG, Kamis (18/2/2021).

Selain itu, BI melonggarkan aturan Loan to Value (LTV) untuk kredit kendaraan bermotor yang menggunakan fasilitas bank. Kini membeli mobil melalui KKB atau Kredit Kendaraan Bermotor bisa tanpa DP alias Down Payment.

"Melonggarkan ketentuan Uang Muka Kredit/Pembiayaan Kendaraan Bermotor menjadi paling sedikit 0% untuk semua jenis kendaraan bermotor baru," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, Kamis (18/2/2021).

Kebijakan tersebut, menurut BI dikeluarkan untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor otomotif. BI juga memutuskan DP 0% bagi Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Aturan ini berlaku mulai 1 Maret hingga 31 Desember 2021.

Pembebasan uang muka ini dilakukan melalui pelonggaran Loan to Value (LTV) dan Financing to Value (FTV) sebesar 100% untuk kredit properti. Artinya, seluruh kebutuhan dana dalam memperoleh kredit properti ditanggung oleh bank, konsumen tidak perlu membayar uang muka.

"Ini untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor properti," ujar Perry melalui konferensi pers virtual, Kamis (18/2/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular