
Waduh! 10 Saham Ini Paling Boncos Kemarin, Sabar Yah

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,44% pada perdagangan Kamis kemarin (18/2/21) di level 6.200,31, belum mampu menembus level psikologis 6.300, padahal level ini sempat disentuh di sesi I pada Rabu lalu.
Data BEI mencatat, nilai transaksi sebesar Rp 12,8 triliun, dengan volume 19,47 miliar saham, tergolong rencah apabila dibandingkan dengan rata-rata transaksi bulan Januari dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 213 miliar di pasar reguler.
Ditambah dengan pasar nego dan tunai, asing net buy Rp 35 miliar karena ada net sell di dua pasar ini mencapai Rp 178 miliar.
Koreksi IHSG terjadi setelah pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI), ketika BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI 7 Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," kata Gubernur Perry Warjiyo usai RDG-BI, Kamis (18/2/2021).
Keputusan yang dibicarakan Perry sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia. Tahun lalu, BI menurunkan suku bunga acuan sebanyak 125 bp. Penurunan hari ini menjadi yang pertama pada 2021.
Berikut saham-saham yang menjadi top losers pada perdagangan Kamis kemarin.
10 Top Losers Kamis (18/2)
1. Buyung Poetra (HOKI), saham -6,79% Rp 302, transaksi Rp 217 M
2. Digital Mediatama (DMMX), -6,58% Rp 426, transaksi Rp 54 M
3. MNC Land (KPIG), -6,53% Rp 186, transaksi Rp 24 M
4. Bank Ganesha (BGTG), -6,48% Rp 101, transaksi Rp 56 M
5. Bank Artha Graha (INPC), -6,48% Rp 101, transaksi Rp 51 M
6. Widodo Makmur (WMUU), -5,50% Rp 206, transaksi Rp 27 M
7. Putra Rajawali (PURA), -5,26% Rp 108, transaksi Rp 71 M
8. Bank Capital (BACA), -3,79% Rp 635, transaksi Rp 58 M
9. Bank KB Bukopin (BBKP), -2,73% Rp 535, transaksi Rp 113 M
10. PP (PTPP), -2,63% Rp 1.665, transaksi Rp 108 M
Ada tiga bank mini yang harga sahamnya sempat 'meledak; kemudian berangsur surut harga sahamnya. Misalnya Bank Ganesha pergerakan harga sahamnya dalam sepekan melesat 38% dengan kapitalisasi pasar Rp 1,13 triliun.
Kemudian Bank Artha Graha melesat 34% sepekan, dengan kapitalisasi pasar Rp 1,60 triliun dan Bank Capital terbang 33% sepekan dengan market cap Rp 4,49 triliun. Penguatan harga saham bank-bank ini lantaran ada sentimen masuknya investor-investor baru dalam rangka transformasi bank digital.
Tak hanya bank kecil, bank-bank besar juga terkoreksi seiring dengan penurunan suku bunga BI. Setidaknya ada 10 bank besar di antaranya Bank KB Bukopin yang terkoreksi 2,73% ke level Rp 535/saham, dan Bank Maybank Indonesia (BNII) yang terpangkas 2,63% ke posisi Rp 370/saham.
Ada pula bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI yakni Bank Central Asia yang melemah 2,39% ke level Rp 33.675/saham dengan market cap Rp 830,26 triliun.
Dalam konferensi pers kemarin, Perry mengatakan BI merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional 2021 menjadi 4,3-5,3% dari yang sebelumnya 4,8-5,8%.
"Pada 2021 BI perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 4,3-5,3%," kata Perry.
Penurunan proyeksi tersebut dikarenakan rendahnya realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2020, sehingga secara keseluruhan tahun 2020 terjadi kontraksi ekonomi sebesar 2,07%.
Perry menyebutkan ekonomi Indonesia ke depan sangat bergantung kepada pemulihan ekonomi global dan program vaksinasi nasional yang ditargetkan pemerintah selesai pada akhir 2021. BI turut mendorong ekonomi dengan sinergi bersama pemerintah.
"Sinergi 5 aspek pembukaan sektor produktif aman, akselerasi stimulus fiskal, peningkatan kredit dari perbankan dan sektor keuangan, berlanjutnya stimulus moneter dan makroprudensial, percepatan digitalisasi," jelas Perry.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500