
Kredit Mobil-Motor-Rumah Bebas DP, Ada yang Ngambil Nggak?

Kini, BI mencoba mengerek permintaan kendaraan dan properti dengan membebaskan uang muka. Namun, apakah permintaannya memang ada? Sebab kalau permintaan tidak ada, maka 'kado' ini menjadi tidak ada artinya.
Mengutip hasil Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan periode Januari 2021, penambahan pembiayaan melalui kredit meningkat. Pada Januari 2021, sebanyak 13,4% responden mengaku akan menambah utang dari perbankan. Meningkat dibandingkan posisi Desember 2020 yaitu 10,3%.
Akan tetapi, ini yang patut diperhatikan, ke depan sepertinya konsumen rumah tangga belum berencana untuk menambah utang. Sebanyak 90,9% responden menjawab belum punya rencana untuk mengajukan kredit, meningkat dibandingkan posisi Desember 2020 yaitu 90,2%.
![]() kredit |
Sementara buat yang punya keinginan untuk mengajukan kredit, Kredit Multi Guna (KMG) masih menjadi 'sasaran' utama. Respoden yang berencana mengajukan KKB naik dari 14,1% menjadi 18,8%. Namun yang punya niat mengajukan KPR malah turun dari 18,2% menjadi 17,3%.
![]() |
Hal lain yang menarik adalah konsumen tidak atau belum memandang uang muka sebagai faktor yang menentukan keputusan untuk mengajukan kredit. Pertimbangan utama konsumen adalah suku bunga (48,8%), persetujuan dari lembaga peminjam (13,8%), dan administrasi (13%).
Mengutip Survei Perbankan BI, rata-rata suku bunga KPR pada kuartal IV-2020 adalah 10,4% per tahun. Sedangkan suku bunga KKB lebih tinggi lagi, hampir 11% per tahun.
Insentif bebas uang muka untuk KPR dan KKB memang menarik, layak dicoba, siapa tahu efektif. Namun mengingat permintaan masih lemah, plus suku bunga tinggi, efektivitas pembebasan uang muka harus diuji oleh waktu.
Kita lihat saja nanti...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)