
Laba Melesat 50,2%, Bank Mega Bagikan Dividen Rp 2,1 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Mega Tbk (MEGA) akan membagikan dividen senilai Rp 2,1 triliun atau lebih dari 60% dari laba bersih 2020 sebesar Rp 3,01 triliun. Jumlah dividen yang dibagikan ini menjadi nilai yang terbesar, setelah tahun lalu sebesar Rp 1 triliun.
Pada 2020 Bank Mega mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 50,21% menjadi Rp 3,01 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2 triliun. Berdasarkan hasil RUPS Tahunan ini, selain dividen penggunaan laba bersih ini untuk Rp 11,3 juta sebagai dana cadangan guna memenuhi ketentuan Pasal 70 UUPT. Kemudian sisanya sebesar Rp 908,3 miliar akan dibukukan sebagai saldo laba.
RUPS Tahunan yang digelar pada Jumat (19/02/2021) ini juga menyetujui sebanyak tujuh mata acara, seperti persetujuan dan pengesahan laporan tahunan, penetapan penggunaan laba bersih, laporan rencana aksi keuangan berkelanjutan, penunjukan kantor akuntan publik, penetapan honorarium dan tunjangan bagi dewan komisaris dan direksi, persetujuan recovery plan, dan perubahan anggaran dasar perseroan.
Sebelumnya Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan di tahun ini akan tetap menjaga likuiditas perusahaan layaknya aliran darah dalam tubuh perbankan, serta menjaga kepercayaan nasabah. Perusahaan juga memiliki permodalan yang kuat dengan CAR yang tinggi 31,05%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata perbankan.
"Bank Mega masih mengandalkan pertumbuan organik dari laba perusahaan yang membaik dan signifikan dari tahun ke tahun, dengan modal tinggi ini dalam RUPS manajemen akan mengusulkan pembagian dividen yang sangat signifikan," kata Kostaman saat Public Expose, Rabu (17/02/2021).
Selain itu kenaikan laba yang diperoleh perusahaan ini jauh melampaui kinerja industri perbankan yang anjlok minus 31% hingga November 2020.
"Pertumbuhan profit ini jauh lebih besar dengan rata-rata perbankan yang pada November yang malah turun -31%," ujarnya.
Laba Bank Mega tersebut bahkan mendekati salah satu bank BUMN yang masuk kelompok Bank BUKU IV yang memiliki aset 8 kali lipat lebih besar. Mengacu laporan keuangan perusahaan, kenaikan laba bersih ini disokong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income) sebesar Rp 3,91 triliun, naik 9,2% dari sebelumnya 3,58 triliun.
Sementara tahun ini Bank Mega menargetkan laba setelah pajak tahun 2021 bisa mencapai Rp 3,5 triliun, naik 16% atau Rp 500 miliar dibanding realisasi tahun 2020 yang sebesar Rp 3 triliun. Target tersebut dibuat berdasarkan pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemi pada tahun 2021. Meski demikian, Kostaman mengatakan bahwa berapa pun pertumbuhan ekonomi Indonesia, Bank Mega optimistis akan terus tumbuh pada 2021.
"Berapapun prediksi 2021, yang pasti Bank Mega optimis bisa tumbuh di tengah pandemi. Kita lihat ada kabar baik bahwa vaksinasi sudah dimulai. Diharapkan ada perbaikan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Hal ini akan berpengaruh, sehingga Bank Mega akan terus meningkatkan kinerjanya," ujar Kostaman.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Ini Cara Bank Mega Tingkatkan Dana Murah di 2021