NPL Turun & NIM Terjaga, Ini Rahasia Kinerja Bank Mega 2020

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
18 February 2021 14:35
Kantor Kas Bank Mega di TSM Bali (dok: Detikcom)
Foto: Kantor Kas Bank Mega di TSM Bali (dok: Detikcom)

Jakarta, CNBC Indonesia- Kinerja kredit perbankan nasional sepanjang 2020 masih tertekan akibat pandemi Covid-19 dengan kontraksi sebesar -2,41%. Secara bersamaan, perbankan harus berkutat dengan restrukturisasi kredit senilai Rp 971 triliun-setara 18% dari total kredit.

Menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, aktivitas pinjam-meminjam tertekan karena pelaku usaha belum berani berekspansi sementara pelaku rumah tangga memilih mengerem konsumsi.

Sejak pecah pandemi, Bank Mega mengantisipasi situasi yang menantang tersebut dengan mematok target kredit 2020 secara konservatif, di angka Rp 53,3 triliun. Angka tersebut tumbuh tipis jika dibandingkan dengan realisasi penyaluran kredit 2019 sebesar Rp 53 triliun.

Dari target yang ditetapkan di Rencana Bisnis Bank (RBB) tersebut, Bank Mega berhasil mencapai 91%, dengan menyalurkan kredit sebesar Rp 48,5 triliun. Target tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek manajemen risiko dan kehati-hatian (prudent).

Perusahaan pun masih bisa mengucurkan kredit baru, tanpa ada lonjakan kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dan sebaliknya malah membukukan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang besar.

Tatkala industri perbankan mencatatkan NPL kotor sebesar 3,06%, Bank Mega hanya membukukan NPL kotor di angka 1,39%. Angka yang sehat, menurut ketentuan Bank Indonesia (BI), adalah di bawah 5% (untuk NPL gross).

Dengan minimnya kredit bermasalah, NIM perseroan pun masih terjaga, yakni di angka 4,42% atau sedikit di atas capaian industri yang sebesar 4,32% (per Desember). NIM adalah selisih antara pendapatan bunga (dari pinjaman yang dikucurkan ke debitur) dan beban bunga (yang dibayarkan ke nasabah).

Sektor korporasi yang merupakan tulang punggung (backbone) penyaluran kredit perseroan masih melesat 13,4% ke Rp 26,2 triliun. Bagi Bank Mega, porsi kredit korporasi mencapai 54% dari total kredit yang dikucurkan pada 2020.

Artinya, perseroan jeli mencari pelaku usaha yang masih ekspansif meski menghadapi pandemi.
Untuk tahun ini Bank Mega tetap optimistis bisa mencapai target pertumbuhan kredit 6,25% menjadi Rp 51 triliun, dibandingkan tahun 2020 yang mencapai Rp 48 triliun.

"Seperti 2020, tahun masih banyak tantangan yang dilihat baik pada bank dan kondisi makro ekonomi. Untuk 2021 pertumbuhan kami di korporasi dan fokus pada berbagai proyek. Demand kredit masih banyak khususnya di infrastruktur baik pemerintah dan nonpemerintah," kata Direktur Kredit Bank Mega Madi Darmadi Lazuardi, dalam public expose 2021 yang digelar pada Rabu (17/2/2021).

Dia mengatakan Bank Mega juga akan melanjutkan kredit pada korporasi yang terbukti bertahan melewati masa-masa pandemi Covid-19 di tahun lalu. Adapula segmen multifinance yang juga akan digarap oleh Bank Mega, terutama yang berada di bawah bank atau koperasi besar.

"Kami juga melihat ketahanan mereka terhadap goncangan bisa teruji," kata Madi.

Baca riset tentang kinerja Bank Mega selengkapnya di SINI


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lampaui Industri, Begini Kinerja Bank Mega di 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular