Halo Pak Erick! Bos BI Sentil Bunga Kredit Selangit Bank BUMN

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui masih tingginya bunga kredit perbankan, padahal suku bunga acuan BI sudah diturunkan 125 bps pada 2020 lalu dan hari ini sebesar 25 bps menjadi 3,5%.
Perry menjelaskan sulitnya bunga kredit turun karena masih tingginya Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan. Tertinggi adalah perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan diikuti dengan BPD.
"Lambatnya penurunan suku bunga disebabkan masih tingginya suku bunga dasar kredit SBDK perbankan yang selama 2020 baru turun 75 bps jadi 10,11%. Spread-nya terhadap BI-7DRR dan deposito mencapai 6,36%, dan 5,84%," kata Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/2/2021).
"Di mana SBDK tertinggi? SBDK tertinggi di bank-bank BUMN 10,79%, diikuti oleh BPD dan seterusnya," tegasnya.
Pada sisi lain, pertumbuhan kredit juga masih sangat lemah pada 2020. Maka dari itu, kata Perry, BI bersama pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengeluarkan kebijakan bersama yang bertujuan untuk mendorong permintaan dan penawaran.
"Dunia usaha permintaan kreditnya harus didorong, penawaran juga harus didorong," kata Perry.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suku Bunga Acuan BI Turun Terus, Bunga Kredit Tetap Selangit!