
Beranikah BI Turunkan Suku Bunga?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia akan kembali mengumumkan BI 7-day Repo Rate bulan ini. Pengumuman dijadwalkan Kamis (18/2/2021).
Saat ini suku bunga acuan Bank Indonesia tercatat di level 3,75%. Ini adalah terendah sepanjang sejarah atau sejak diberlakukan di Indonesia pada 21 April 2016.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada pengumuman terakhir mengatakan masih ada ruang untuk menurunkan suku bunga. Lalu apakah BI berani lakukan di bulan ini?
Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan, saat ini ataupun bulan depan adalah waktu yang tepat untuk menurunkan suku bunga.
"Sebetulnya momentumnya lebih baik lebih cepat. Kalau tidak bulan ini ya bulan depan," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (17/2/2021).
Alasannya, permintaan masih lemah yang ditandai dengan rendahnya inflasi inti. Dengan demikian, penurunan suku bunga diharapkan bisa mendorong penurunan bunga kredit sehingga terjadi permintaan. Kemudian sisi keseimbangan eksternal yang tetap terjaga.
"Ini tergambarkan dari inflasi yang rendah dan stabilitas rupiah yang terjaga. Juga sekaligus mendorong pemulihan ekonomi tahun ini," jelasnya.
Namun, ia menekankan bahwa meski ada ruang pelonggaran, tapi tidak akan sebanyak yang dilakukan pada tahun lalu. "Tapi ruang di tahun ini terbatas, 1 kali saja untuk tahun ini. Misalnya di bulan ini saja," kata Josua.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menilai opsi penurunan sangat dimungkinkan. Bila langkah penurunan yang diambil, maka akan mendorong bunga kredit perbankan menjadi lebih cepat disesuaikan.
"Tapi dampak di market yang perlu diantisipasi akan menimbulkan capital outflow, karena spread bunga SBN dan Treasury makin menipis. Jadi kurang menarik investasi di instrumen berbasis bunga di Indonesia," ujar Bhima.
Sementara itu, ekonom Bank BCA David Sumual menyatakan bahwa untuk bulan ini, BI akan kembali menahan suku bunganya seperti sebelumnya.
"Kelihatannya tetap (suku bunga BI). Ekonomi walau PPKM masih dalam jalur pemulihan," kata David saat dihubungi terpisah.
(mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos BI Ungkap 'Penyakit' Credit Crunch Perbankan Saat Pandemi
