
Top! Ngalahin IHSG-LQ45, Saham-saham Teknologi di BEI Meroket

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat dari 11 indeks sektoral yang baru diperbaharui pada 25 Januari 2021, indeks yang berisi saham-saham teknologi atau IDXTECHNO mencatat penguatan tertinggi.
Hingga 5 Februari, kinerja indeks sektoral berisi saham-saham teknologi ini mencapai 108,75% secara year to date (ytd), saat IHSG hanya naik 2,8% dan LQ-45 yang berisi 45 saham paling likuid cuma naik 2%.
Data paparan BEI dalam forum pertemuan media mencatat, kenaikan IDXTECHNO melebihi penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks LQ45 yang biasa menjadi acuan bagi para manager investasi.
Di posisi kedua penguatan, ada IDXBASIC yang berisi saham-saham barang baku dengan kenaikan 12,51% dan IDXFINANCE atau saham-saham berisi perusahaan jasa keuangan dengan penguatan 7.61%.
![]() 11 Indeks Sektoral Terbaru |
Penurunan terdalam dibukukan INDXTRANS yang berisi saham-saham sektor transportasi dan logistik yang minus 4,78%.
Indeks ini adalah daftar indeks baru yang disusun oleh otoritas bursa. Bursa Efek Indonesia resmi menerapkan klasifikasi sektor industri baru IDX Industrial Classification (IDX-IC) mulai Senin 25 Januari lalu.
Sistem klasifikasi ini memperbarui dari yang sebelumnya Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA) yang digunakan bursa sejak 1996.
Prinsip klasifikasi yang digunakan dalam IDX-IC berdasarkan eksposur pasar, berbeda dari JASICA yang menggunakan aktivitas ekonomi.
Selain itu, struktur klasifikasi IDX-IC dirancang memiliki 4 tingkat klasifikasi, yaitu: sektor, sub-sektor, industri, dan sub-industri. Dengan struktur klasifikasi yang lebih dalam, maka IDX-IC dapat mengelompokkan jenis perusahaan tercatat yang lebih homogen.
"Adanya pengelompokan yang lebih tajam dan terukur, memudahkan investasi oleh stakeholder," kata Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo, dalam jumpa pers secara virtual, Kamis (25/1/2021).
Jika sebelumnya di klasifikasi JASICA terdapat 9 sektor dengan 56 sub sektor turunannya, maka di sistem pengelompokan yang baru, sektornya bertambah menjadi 12 sektor dengan 35 sub sektor, 69 industri, dan 130 sub industri, sehingga cakupannya lebih luas. Dengan demikian semua perusahaan terklasifikasi secara spesifik.
Selain 12 sektor, disusun pula 11 indeks sektoral terbaru, yakni Indeks Sektoral IDX-IC.
Indeks Sektoral IDX-IC dihitung menggunakan metode market capitalization weighted (bobot kapitalisasi pasar) sejak hari dasarnya pada tanggal 13 Juli 2018 dengan nilai awal 1.000. Indeks Sektoral IDX-IC ini menggantikan 10 Indeks Sektoral yang sebelumnya mengacu pada JASICA.
Untuk mengakomodasi kebutuhan bisnis dan memberikan waktu penyesuaian, maka Indeks Sektoral yang mengacu pada JASICA tersebut akan tetap disediakan oleh BEI sampai dengan 30 April 2021.
Dari 11 indeks sektoral, berikut daftar anggota Indeks IDXTECHNO per 25 Januari 2021:
![]() Anggota Indeks Sektoral IDXTECHNO 21 Januari 2021/BEI |
Terkait dengan prospek saham teknologi, CEO PT DCI Indonesia Tbk (DCII), salah satu anggota indeks TECHNO, Toto Sugiri, mengatakan pihaknya melihat prospek bisnis yang positif di tahun ini akan bisnis teknologi informasi.
Dia optimistis, prospek bisnis data center yang digeluti perseroan di tengah pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang sedang melesat, ditambah teknologi cloud (komputasi awan) yang tumbuh secara eksponensial, yang telah mendorong permintaan terhadap fasilitas data center hyperscale di Indonesia akhir-akhir ini.
"Pasar data center ini diperkirakan memiliki total kapasitas 72,5 MW [megawatt] sampai akhir tahun 2020 dan menurut proyeksi Structure Research akan terus bertumbuh dengan CAGR [pertumbuhan rata-rata tahunan] sebesar 22,3% selama lima tahun ke depan," ujarnya, dalam keterangan pers, Rabu (6/1/2021).
DCII adalah perusahaan yang bergerak di bisnis data center, dan resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada 6 Januari lalu.
DCII melepas sebanyak 357,56 juta saham baru yang setara dengan 15% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan, dengan harga penawaran sebesar Rp 420 per saham. Dengan IPO ini, perseroan meraih dana sebesar Rp 150,17 miliar. Saham DCII dicatatkan di papan pengembangan.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
