
Besok Imlek! Ya Ampun....Saham ADHI dkk Merosot

Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang libur Tahun Baru Imlek pada Jumat (12/2/2021) besok, sejumlah saham konstruksi ambles pada perdagangan awal sesi I di tengah fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Menurut data Bursa Efek Indonesia pada pukul 09:18 WIB, saham emiten BUMN karya pelat merah PT Waskita Karya Tbk (WSKT) turun tipis 0,63% ke Rp 1.570/saham. Pada perdagangan hari ini, WSKT diperdagangkan sebanyak 6.063 kali transaksi.
Saham anak usahanya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) juga ikut merosot ke zona merah sebesar 0,74% ke 270/saham, kendati kemudian stagnan di Rp 272/saham.
Saham emiten konstruksi BUMN lainnya,PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), turun 0,33% ke Rp 1.495/saham. Saham ADHI diperdagangkan sebanyak 1.278 kali dengan turnover atau nilai transaksi mencapai Rp 10,32 miliar.
Berbeda dengan kedua emiten tersebut, saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menguat tipis 0,50% ke level Rp 2000 pada 9:20 WIB. Emiten dengan rasio PER (price earning ratio) 267.40 kali ini diperdagangkan sebanyak 2.196 kali pada perdagangan pagi.
Adapun saham anak usahanya, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) merosot 0,79% ke Rp 252/saham. Saham anak usaha WIKA lainnya yakni PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) sendirian naik tipis 0,54% ke Rp 374/saham.
Sementara itu saham PT PP Tbk (PTPP) minus 0,28% di level Rp 1.770/saham dengan nilai transaksi Rp 20,65 miliar dan volume perdagangan 11,68 juta saham.
Sebelumnya, analis menilai kinerja keuangan untuk perusahaan BUMN karya baru akan membaik mulai tahun depan. Sebab, sejak tahun lalu perolehan kontrak baru perusahaan turun signifikan dibandingkan dengan kontrak baru di 2019.
Equity Analyst BRI Danareksa Sekuritas Maria Renata mengatakan karena nilai kontrak dari perusahaan ini sepanjang tahun lalu masih soft, maka akan berdampak pada perolehan pendapatan perusahaan yang juga akan rendah.
"Memang yang kami khawatirkan ke depannya itu 2021 dan tahun 2022 revenue belum akan kembali ke normal karena pembangunan [proyek] itu multiyears, itu impact-nya bisa beberapa tahun ke depan," kata Maria dalam program Investime.
Dia memprediksi kinerja perusahaan di tahun ini masih belum akan kembali ke posisi sebelum pandemi di 2019. Perbaikan ini setidaknya akan membutuhkan waktu hingga 2022 untuk mengembalikan nilai perolehan kontrak baru perusahaan.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 10 Saham Ini Untung Gede Kemarin, Ada 6 Saham Konstruksi!
