Belum Capek Nanjak Bro-Sis, Saham WSKT-ADHI Cs Unstoppable!

Putra, CNBC Indonesia
03 February 2021 10:58
Pembangunan Jalan Tol Padang - Pekanbaru sepanjang 244 km dimulai dan ditargetkan akan selesai tahun 2023. Dimulainya pembangunan jalan tol pertama di Sumatera Barat ini ditandai dengan pencanangan dimulainya konstruksi Seksi I ruas Padang - Sicincin sepanjang 28 km oleh Presiden Joko Widodo, di Kota Padang, Sumatera Barat. (foto : Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR)
Foto: Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten sektor konstruksi yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali melanjutkan apresiasinya pada perdagangan hari ini sesi I, Rabu (3/2/21) setelah terbang pada perdagangan Selasa kemarin.

Setelah sempat mengalami tekanan pekan lalu, saham-saham konstruksi hijau seiring dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melesat 0,70%.

Sejatinya, sebelum melesat kencang pada 2 hari terakhir, saham-saham konstruksi pelat merah sempat terkoreksi parah bahkan menyentuh level terendah yang diijinkan oleh regulator alias ARB (auto reject bawah, penurunan maksimal 7% dalam sehari) pekan lalu.

Setelahnya saham emiten konstruksi sempat melesat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi melantik struktur keanggotaan Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Soverign Wealth Fund (SWF) di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Simak gerak emiten konstruksi pada perdagangan hari ini, di sesi I.

Data perdagangan mencatat, seluruh emiten konstruksi berhasil menghijau dengan apresiasi hari ini dipimpin oleh emiten BUMN Karya yakni PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang berhasil naik 3,15% ke level Rp 1.965/unit.

Penguatan lain juga dibukukan juga oleh PT PP Tbk (PTPP) yang terapresiasi 1,20% ke level harga Rp 1.690/unit.

Sedangkan emiten BUMN Konstruksi lain yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga naik 2,50% ke level Rp 1.435/unit. Selanjutnya saham BUMN karya PT Adhi Karya Tbk (ADHI) juga terapresiasi 1,44% di level Rp 1.405/unit.

SWF adalah mandat dari UU Cipta Kerja. Dengan adanya SWF yang diberi nama Indonesia Investment Authority (INA), RI akan punya kendaraan investasi yang besar. Tak hanya itu, ambisi untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur pun akan menjadi lebih mulus.

Pemerintah diperkirakan akan menyuntikkan modal awal Rp 75 triliun dengan dana Rp 30 triliun berasal dari kas, aset negara, saham BUMN, dan piutang negara. Pada tahap pertama, SWF diharapkan bisa menghimpun dana hingga Rp225 triliun.

Sejauh ini UEA, IDFC (International Development Finance Corporation) dan Softbank telah berkomitmen untuk memberikan US$ 52 miliar.

SWF diprediksi akan menguntungkan saham konstruksi karena akan menjadi sumber pembiayaan baru bagi emiten kontraktor BUMN yang saat ini memiliki utang (leverage) yang tinggi.

Di sisi lain kontrak baru berpotensi meningkat seiring dengan keberlanjutan pembangunan infrastruktur. Outlook untuk sektor konstruksi di tahun ini dinilai positif. Apalagi pemerintah kembali meningkatkan anggaran untuk infrastruktur hingga lebih dari Rp 400 triliun dari APBN.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beda Nasib Saham BUMN Karya! Ada yang Naik, Ada yang Ambles

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular