Ibu-ibu 'Gigit Jari'! Emas Gagal Kasih Cuan Pekan Ini, Why?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 January 2021 07:45
Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Ilustrasi Emas Batangan (REUTERS/Michael Dalder)

Kedua adalah perkembangan pandemi virus corona yang kian mencemaskan. Pekan ini, jumlah pasien positif corona di seluruh dunia resmi menembus 100 juta orang.

Berbagai negara masih dan bahkan terus meningkatkan kadar pembatasan sosial (social distancing) demi menekan penyebaran virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Filipina, misalnya, memperpanjang pengetatan social distancing di ibukota Manila dan sekitarnya sampai akhir Februari 2021.

Artinya, Filipina belum bisa membuka kembali perekonomiannya dalam waktu dekat. Berbagai pembatasan masih akan berlaku, seperti jumlah pengunjung di pusat perbelanjaan, restoran, sampai transportasi umum.

Padahal Filipina sudah begitu terpukul akibat social distancing. Tahun lalu, Produk Domestik Bruto (PDB) Filipina tumbuh -9,5%, terendah sepanjang sejarah.

Kemudian di Inggris, pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson menutup akses penerbangan dari Uni Emirat Arab, baik langsung maupun transit. Termasuk rute Dubai-London, rute terpadat di dunia.

London resmi memasukkan Uni Emirat Arab, Burundi, dan Rwanda dalam daftar larangan kunjungan. Sebab, virus corona jenis baru yang terdeteksi di Afrika Selatan ditengarai sudah 'membobol' tiga negara terebut.

Dunia yang semakin tertutup karena pandemi virus corona yang kian ganas membuat prospek pemulihan ekonomi menjadi penuh tanda tanya. Memang sudah ada vaksin, tetapi seberapa cepat proses vaksinasi dan munculnya varian-varian baru virus corona membuat segalanya masih sangat tidak pasti.

Akibatnya, investor kembali memilih bermain aman bahkan sangat aman. Frasa cash is king sepertinya kembali mengudara dan menjadi pegangan pelaku pasar. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, paling aman memang memegang uang tunai.

Pilihannya bukan sembarang uang tunai tetapi tentunya dolar AS. Maklum, dolar AS adalah mata uang global yang diterima di seluruh negara dan bisa menyelesaikan segala urusan.

Perburuan investor terhadap dolar AS membuat mata uang ini menjadi menguat. Korban keperkasaan dolar AS tidak hanya mata uang lain (termasuk rupiah), tetapi juga emas.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular