Ada Apa dengan GameStop, Mengapa buat Wall Street Geger?

Kisah ini berawal saat GameStop terseok-seok karena corona. Hanya fokus ke outlet fisik membuat perusahaan ini 'berdarah-darah' secara finansial.
Para hedge fund raksasa, terutama Melvin Capital- yang merupakan Hedge Fund milik Gabriel Plotkin yang didirikan sejak 2014 dan memiliki asset under management (AUM) sebesar US$ 12,5 miliar atau setara dengan Rp 176 triliun- melihat perusahaan ini sedang kesulitan. Dengan ganas, mereka melakukan short selling di saham GameStop.
Short sell adalah transaksi di mana seorang investor melakukan penjualan suatu saham tanpa memiliki sahamnya terlebih dahulu. Sang investor meminjam saham dari sekuritas untuk menjualnya, dengan harapan ketika sahamnya ambruk lebih dalam, dia dapat membelinya kembali di harga murah dan mengembalikannya ke sekuritas dengan keuntungan.
Hal ini membuat investor ritel di WallStreetBerts tidak sedang. Mereka menganggap sang hedge fund sedang membully perusahaan kecil serta para investor kecil yang sedang kesulitan.
Para anggota WallStreetbets bersumpah untuk tidak pernah menjual saham GameStop dan mendorong anggota lain untuk membeli lebih banyak saham perusahaan. Mereka juga menyerang analis atau investor yang mengkritik saham favorit mereka ini.
Pengguna bernama 'u/DeepF*ckingValue' (DFV) yang memimpin penyerangan. Ia melakukan pembelian saham dan opsi call (kontrak untuk membeli suatu saham di harga tertentu) di saham GME sebanyak lebih dari US$ 800.000 (sekitar Rp 11,3 miliar).
Seiring berjalannya waktu, banyak pengguna forum itu yang mengikuti jejak DFV. Perlahan harga sahamnya mulai bangkit ke atas level US$ 17/ saham, hingga akhirnya terbang ke atas level US$ 31/saham pada 13 Januari 2021.
Pembelian dilakukan untuk memaksa para hedge fund menutup posisinya (short cover) dengan membeli saham di harga tinggi.
Naiknya saham Gamestop menjadi kabar buruk bagi Melvin Capital, sebagai salah satu manajer investasi yang memiliki posisi short di saham tersebut.
Ini artinya, apabila Melvin Capital ingin menutup posisinya, maka harus melakukan pembelian di harga US$ 31/saham. Padahal Melvin Capital menjualnya di level sekitar US$5-6/saham.
Para fund manager lain yang memiliki posisi short di Gamestop juga kalang kabut. Salah satu perusahaan manajer investasi besar lain yakni Citron Research mencuit di akun Twitter-nya lewat video dan mengatakan harga saham Gamestop akan anjlok ke bawah US$ 20/saham.
Ternyata hal ini malah menjadi bumerang bagi para manajer investasi, karena cuitan tersebut membuat seisi forum marah dan berbondong-bondong melakukan pembelian di saham Gamestop. Ini menyebabkan harga sahamnya melesat ke atas level US$ 100/saham.
Melesat kencangnya saham Gamestop menyebabkan Melvin Capital terpaksa menginjeksikan dana ke posisi short-nya atau menutup posisinya. Setelah total AUM anjlok mencapai 30% atau kerugian mencapai US$ 3,75 miliar atau Rp 54 triliun, Melvin Capital mendapat injeksi dana dari 2 hedge fund raksasa lain, yakni Citadel dan Point 72 sebesar US$ 2,75 miliar (Rp 38,8 triliun).
Hal ini kembali membuat marah para pengguna WallStreetBets, yang menganggap apabila mereka salah berinvestasi akan kehilangan semua hartanya dan tidak akan ada yang memberikan dana talangan alias bailout seperti Melvin Capital. Ini menyebabkan aksi beli masif kembali terjadi sehingga saham GameStop ditutup pada posisi US$ 147,98/saham pada perdagangan pekan ini.
Halaman 3>>