BNBR Sudah Ajukan 3x Surat Sanggup Lanjutkan Pipa Gas Cisem

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
29 January 2021 15:52
bnbr
Foto: Detikcom

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyebutkan bahwa PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) telah mengajukan sebanyak tiga kali surat pernyataan kesanggupan untuk melanjutkan proyek pipa transmisi gas ruas Cirebon-Semarang.

Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa mengatakan, pihak BNBR sanggup melanjutkan proyek pipa Cirebon-Semarang ini dengan biaya angkut (toll fee) yang diajukan saat lelang pada 2006 silam.

"Kami sampaikan, PT Bakrie & Brothers sudah mengajukan tiga surat ke BPH Migas yang menyatakan bahwa sanggup melanjutkan ini dengan toll fee yang diajukan saat lelang 2006," ungkapnya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (27/01/2021).

Dia mengatakan, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan tahapan-tahapan secara hukum, termasuk jaminan atau government bond yang mesti dibayar badan usaha ke BPH Migas.

Sebelumnya, disebutkan bahwa BNBR meminta agar jaminan pelaksanaan sebesar 0,2% dari nilai investasi mengacu pada dokumen penawaran pada saat lelang 2006.

Menurutnya, sesuai dengan Peraturan BPH Migas, bila pemenang lelang pertama mengundurkan diri, maka proyek bisa ditawarkan terlebih dahulu kepada pemenang kedua dan pemenang ketiga lelang. Setelah PT Rekayasa Industri (Rekind), pemenang pertama lelang proyek pipa Cisem, memutuskan mundur pada Oktober 2020 lalu, maka proyek pipa transmisi gas ini bisa ditawarkan ke pemenang kedua lelang, yakni PT Bakrie & Brothers (BNBR), dan atau pemenang ketiga PT PGN Tbk (PGAS).

"Apabila mereka tidak mau, maka bisa dilakukan lelang ulang. Dan opsi lainnya, boleh kami kembalikan ke ESDM untuk penugasan," ujarnya.

Terkait wacana didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sempat mengemuka, menurutnya pihaknya tetap memprioritaskan pipa ini dibangun dengan investasi badan usaha, baik BUMN atau swasta. Terlebih, lanjutnya, negara kini sedang mengalami defisit anggaran cukup besar karena kondisi pandemi Covid-19. Dengan demikian, investasi badan usaha akan tetap diutamakan.

"Paling tidak jadi pertimbangan, kalau ada pihak swasta yang berminat, kenapa kita mesti paksakan pakai APBN? pada saat defisit anggaran kita mencapai Rp 1.000 triliun. Dana APBN saja tidak ada, mesti ngutang. Selama memang ada investasi mau dimasukkan dalam pembangunan ini, itu lebih diutamakan," jelasnya.

Seperti diketahui, Rekind ditunjuk sebagai pemenang proyek pipa ini sejak 2006 lalu. Berdasarkan Rencana Induk tahun 2006 BPH Migas telah melelang ruas transmisi yang salah satunya adalah ruas Cirebon-Semarang.

PT Rekayasa Industri (Rekind) ditetapkan sebagai pemenang lelang berdasarkan SK Kepala BPH Migas nomor 035/Kpts/PL/BPH Migas/Kom/III/2006 tanggal 21 Maret 2006 dengan spesifikasi penawaran lelang adalah diameter 28", panjang 255 km, kapasitas desain 350-500 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Fanshurullah Asa mengatakan bahwa tarif pengangkutan berdasarkan hasil lelang telah disepakati US$ 0,36 per MMBTU. Ground breaking proyek pipa transmisi gas ini sudah dilakukan pada 7 Februari 2020 lalu. BPH Migas pun menargetkan proyek ini tuntas dalam 24 bulan sejak dilakukannya ground breaking tersebut.

Namun pada Oktober 2020 Rekind menyatakan mundur dari pengerjaan proyek pipa transmisi ini karena tarif pengangkutan tersebut dinilai sudah tidak ekonomis untuk dijalankan saat ini.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPH Migas Pertimbangkan 3 Opsi Kelanjutan Proyek Pipa Cisem

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular