BPH Migas Pertimbangkan 3 Opsi Kelanjutan Proyek Pipa Cisem

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
12 November 2020 15:37
Proyek Pembangunan Pipa Transmisi Gas Ruas Cirebon-Semarang (dok)
Foto: Proyek Pembangunan Pipa Transmisi Gas Ruas Cirebon-Semarang (dok)

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek pembangunan pipa gas transmisi ruas Cirebon-Semarang berakhir mengecewakan, karena proyek yang sudah ground breaking pada 7 Februari 2020 lalu tidak ada kemajuan hingga akhirnya PT Rekayasa Industri (Rekind) selaku pemenang lelang memutuskan mundur dari proyek tersebut.

Sejak dipastikan mundurnya Rekind dari proyek pipa Cirebon-Semarang, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) pun memutuskan untuk melakukan kajian terhadap kelanjutan proyek pipa ini. Kajian pun ditargetkan berlangsung selama satu bulan sejak 12 Oktober lalu.

Lalu, bagaimana kelanjutan dari proyek pipa gas ruas transmisi Cirebon-Semarang ini? Bagaimana hasil kajian BPH Migas tersebut?

Komite BPH Migas Jugi Prajogio mengatakan bahwa saat ini ada tiga opsi yang sedang dipertimbangkan pihaknya untuk kelanjutan pengerjaan proyek pipa gas ini.

Dia menyebut, opsi pertama yaitu memberikan proyek ini kepada pemenang kedua saat lelang proyek pada 2006 lalu. 

"Opsi pertama, berikan ke pemenang lelang ke-2 dengan parameter 2006," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (12/11/2020).

Kemudian, lanjutnya, opsi kedua adalah proyek akan dilelang kembali dengan melakukan desain ulang pipa.

"Opsi kedua yaitu lelang ulang dengan re-design pipa," ungkapnya.

Lalu opsi terakhir adalah penugasan langsung dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di mana dana yang digunakan adalah dari BUMN.

"Penugasan dari Menteri ke BUMN (dana dari BUMN). Banyak alternatifnya dan saat ini sedang didetailkan," tuturnya.

Menurutnya, keputusan dari kelanjutan proyek pipa gas ruas transmisi Cirebon-Semarang ini akan diputuskan pada minggu depan. Saat ini Direktorat Gas BPH Migas sedang menyusun beberapa skenarionya, termasuk pro dan kontranya.

"Insya Allah minggu depan akan diputuskan komite. Saat ini sedang disusun oleh Ditgas beberapa skenario, termasuk pro kontranya," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa mengatakan PT Rekayasa Industri setidaknya sudah mengeluarkan investasi sebesar Rp 65 miliar terkait proyek pipa transmisi ruas Cirebon-Semarang.

Seperti diketahui, Rekind ditunjuk sebagai pemenang proyek pipa ini sejak 2006 lalu. Berdasarkan Rencana Induk tahun 2006 BPH Migas telah melelang ruas transmisi yang salah satunya adalah ruas Cirebon - Semarang. PT Rekayasa Industri (Rekind) ditetapkan sebagai pemenang lelang berdasarkan SK Kepala BPH Migas nomor 035/Kpts/PL/BPH Migas/Kom/III/2006 tanggal 21 Maret 2006 dengan spesifikasi penawaran lelang adalah diameter 28", panjang 255 km, kapasitas desain 350-500 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Kepala BPH Migas M.Fanshurullah Asa mengatakan bahwa tarif pengangkutan berdasarkan hasil lelang telah disepakati US$ 0,36 per MMBTU. Ground breaking proyek pipa transmisi gas ini sudah dilakukan pada 7 Februari 2020 lalu. BPH Migas pun menargetkan proyek ini tuntas dalam 24 bulan sejak dilakukannya ground breaking tersebut.

Namun, pada pertengahan Oktober lalu akhirnya Rekind pun memutuskan mundur dari proyek ini.

SVP Corporate Secretary & Legal Rekind Edy Sutrisman mengatakan perusahaan memutuskan mundur karena nilai keekonomian proyek sudah tak sesuai lagi dengan kondisi saat ini.

Biaya angkut (toll fee) yang ditetapkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sebesar US$ 0,36 per MMBTU pada 2006 silam dinilai sudah tidak layak (feasible) untuk dijalankan saat ini.

"Karena keekonomiannya sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini. Harga toll fee US$ 0,36 per MMBTU yang kami tawarkan di tahun 2006, 14 tahun lalu, sudah sangat tidak feasible untuk dijalankan," tuturnya kepada CNBC Indonesia pada Rabu (14/10/2020).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rekind Mundur, Grup Bakrie Ambil Alih Proyek Pipa Gas Cisem?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular