
OJK Wanti-wanti Bank, Tak Sanksi Penalti ke Debitur Susah

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso meminta agar perbankan tidak memberikan penalti tambahan kepada nasabah yang diresktrukturisasi. Apalagi OJK telah memperpanjang kebijakan restrukturisasi kredit ini sampai dengan Maret 2022 mendatang.
Data yang dihimpun OJK, nilai restrukturisasi kredit sepanjang tahun 2020 telah mencapai Rp 974 triliun atau setara dengan 18% dari total kredit. Karena itu, ia mengimbau agar perbankan tidak membebankan penalti kepada nasabahnya.
"Ini kita kasih catatan, tolong jangan diberikan additional penalty bagi yang melakukan restrukturisasi, karena ini ibaratnya, mereka kita harus elus-elus biar cepet bangkit," kata Wimboh, dalam pemaparan secara virtual, Selasa (26/1/2021).
Wimboh meyakini, pada tahun ini kredit perbankan perlahan akan pulih di kisaran 7,5% plus minus 1% sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional. Tren ini, katanya biasanya terjadi setelah ekonomi mengalami krisis seperti yang terjadi di tahun 1997-1998 dan 2008.
Pada tahun-tahun setelahnya, ekonomi kembali bangkit, dan kredit melaju kencang sebelum akhirnya berada di level yang normal.
Sementara itu, pada kesempatan sama, Direktur Corporate Banking PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), Silvano Rumantir mengatakan, kebijakan restrukturisasi yang sudah dijalankan sejak Maret 2020 bertujuan mencegah peningkatan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dengan cara memberikan waktu lebih bagi pengusaha untuk memulihkan bisnis dari dampak pandemi.
"Sejak diterapkan Q1-2020, kami melihat relaksasi ini sangat membantu kami perbankan untuk mendukung debitur memulihkan bisnisnya," kata Silvano.
Di sisi lain, kata dia, kebijakan tersebut juga membeirkan ruang bagi perbankan termasuk BNI dalam mengelola portofolio dan membentuk pencadangan sebagai langkah preventif. Pada tahun ini perseroan mengikuti kebijakan regulator terkait perpanjangan restrukturisasi kredit tersebut.
"Kami memprioritaskan perpanjangan restrukturisasi kepada debitur yang prospek bisnisnya masih baik," ujarnya.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Restrukturisasi Jiwasraya, Kunci Kembalikan Aset Nasabah