Ekonomi Pulih, Kredit Perbankan Bisa Melesat 8,5% di 2021

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
15 January 2021 20:20
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2021. (Tangkapan Layar Youtube Jasa Keuangan)
Foto: Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2021. (Tangkapan Layar Youtube Jasa Keuangan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan n(OJK) Wimboh Santoso menargetkan pada tahun ini pertumbuhan kredit perbankan nasional akan tumbuh sebesar 7,5% plus minus 1%. Target ini memang lebih rendah dari target OJK di tahun lalu sebelum adanya pandemi yakni sebesar 13%.

Namun, realisasinya, sepanjang tahun 2020, pandemi Covid-19 menyebabkan pertumbuhan kredit perbankan nasional mengalami tekanan. Hal ini menyebabkan terjadinya pelambatan aktivitas di sektor riil dan belum penuh beroperasinya korporasi besar membuat kinerja intermediasi perbankan mengalami tekanan dan terkontraksi -2,41% secara tahunan di 2020.

Menurut Wimboh, melalui berbagai kebijakan strategis yang akan dilakukan dan didukung dengan sinergi kebijakan antara Pemerintah, Bank Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya di tahun 2021 kredit perbankan diperkirakan tumbuh pada kisaran 7,5 ±1% (yoy), sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB).

"Dana Pihak Ketiga diperkirakan akan tumbuh solid di rentang 11 ± 1% (yoy)," katanya, dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) yang disiarkan secara daring, Jumat (15/1/2020).

Meski secara rata-rata di industri melambat, OJK mencatat, pada tahun 2020, kredit Bank BUMN masih tumbuh 0,63% dan BPD tumbuh 5,22%. Adapun, Bank Syariah masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,50%.

Sementara itu, terkait kebijakan restrukturisasi kredit perbankan yang telah diperpanjang, hingga akhir Desember telah mencapai Rp 971 triliun atau sekitar 18% dari total kredit kepada 7,6 juta debitur UKM dan korporasi.

Kebijakan ini menghasilkan profil risiko perbankan relatif yang terkendali dengan rasio NPL gross pada level 3,06% dari tahun sebelymnya 2,53%) atau net 0,98% dari 2019 sebesar 1,19%. Sedangkan, dari sisi permodalan, CAR perbankan stabil di kisaran 23,78% dari sebelumnya 23,31%.

Wimboh melanjutkan,ikuiditas perbankan masih cukup memadai (ample) ditandai oleh alat likuid perbankan yang terus meningkat mencapai sebesar Rp 2.111 triliun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 1.251 triliun, dan Dana Pihak Ketiga yang tumbuh sebesar 11,11% yoy. Alat likuid per non-core deposit 146,72% dan liquidity coverage ratio 262,78%, lebih tinggi dari threshold-nya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article OJK: Kredit Perbankan Masih Kontraksi, Tahun Ini Mulai Pulih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular