Restrukturisasi Kredit BCA Nihil, Bukti RI Kalahkan Pandemi

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Sentral Asia Tbk (BBCA) melihat pemulihan ekonomi sudah sangat terasa pada paruh pertama tahun ini. Kondisi ini terlihat dari aktivitas dan mobilitas yang menjadi daya ungkit roda perekonomian masyarakat.
Dengan kata lain, Indonesia dapat menghadapi melewati badai krisis kesehatan. Pemulihan ini juga tercermin dari aktivitas restrukturisasi kredit, termasuk di BCA sendiri.
Direktur Subur Tan, pada semester pertama 2022 sudah tidak ada tambahan permohonan restrukturisasi kredit. Artinya, kinerja bisnis para pelaku usaha sudah menuju perbaikan pasca hantaman pandemi yang merusak seluruh sektor usaha.
"Pada saat ini boleh dibilang tak ada tambahan permohonan restrukturisasi kredit. Bahkan beberapa debitur setuju untuk mencabut perpanjangan restrukturisasi kredit Covid," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (27/7/2022).
Subur optimis, perekonomian masyarakat akan terus tumbuh hingga akhir tahun ini. Sebab, para debitur yang terdampak pandemi hanya tinggal menyelesaikan kewajiban masa relaksasi kreditnya.
"Kami percaya akhir tahun akan terus tumbuh. Yang ada restrukturisasi hanya tinggal menyelesaikan kesepakatan sampai memonitor masa relaksasi," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, mobilitas yang sudah kembali normal harus disyukuri. Sebab, hal itu juga menjadi pengungkit pada jasa volume transkasi perbankan.
"Kita bersyukur mobilitas balik normal bukan hanya di Jakarta, tapi juga Bali dan kota-kota lain bahkan Singapura kehidupan back to normal. Artinya, secara permintaan pembelian barang dan jasa meningkat pesat," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Proyeksi BI: Pertumbuhan Kredit Maret 2022 Capai 6,65%
(RCI/dhf)