Harga IPO Bank Net Syariah Jadi Rp 103/saham, Incar Rp 515 M

Monica Wareza, CNBC Indonesia
26 January 2021 12:35
Dok Bank Net Syariah
Foto: Dok Bank Net Syariah

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) PT Bank Net Indonesia Syariah sudah makin dekat. Perusahaan telah menetapkan harga penawaran sahamnya di Rp 103/saham.

Dengan melepas sebanyak 5 miliar saham dengan nominal Rp 100, maka perusahaan akan mendapatkan dana senilai Rp 515 miliar dari aksi korporasi ini.

Jumlah saham yang dilepas ini setara dengan kepemilikan 37,90% dari modal disetor setelah penawaran umum saham. Adapun harga IPO tersebut berada di range bawah harga penawaran yakni Rp 103-105/saham.

Berdasarkan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), perusahaan akan mencatatkan perdagangan (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1 Februari 2021.

Bank Net Indonesia Syariah telah mengantongi pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Januari dan menggelar penawaran umum selama 25-27 Januari 2021.

Bersamaan dengan IPO ini, perusahaan juga menerbitkan waran seri I sebanyak-banyaknya 2,8 miliar atau setara dengan 34,175% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Waran ini akan diberikan secara cuma-cuma kepada pemegang saham baru dengan perbandingan 25 saham baru akan mendapatkan 14 waran seri I.

Periode pelaksanaan waran seri I ini selama 2 Agustus 2021 hingga 30 Januari 2026 mendatang dengan harga pelaksanaan Rp 110.

"Keseluruhan dana hasil IPO akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja seperti biaya pemeliharaan IT dan penunjangnya dan modal kerja lainnya, hal ini sejalan dengan rencana strategis bank yang akan bertransformasi menjadi bank digital," kata Basuki Hidayat, Direktur Bank Net Indonesia Syariah dalam siaran persnya, dikutip Selasa (12/1/2021).

Untuk diketahui, Bank Net Indonesia Syariah ini sebelumnya bernama Bank Maybank Syariah Indonesia.

Per Juni 2020, pemegang saham perusahaan adalah PT NTI Global Indonesia (NTI) dan PT Berkah Anugerah Abadi (BAA). Akuisisi perusahaan dilakukan sejak awal tahun lalu, tepatnya pada 31 Januari 2020.

NTI membeli 661.548 saham Bank Net Indonesia Syariah dengan kepemilikan sebesar 70%, sementara BAA membeli 283.521 atau 30% saham Bank Net Syariah.

Hingga akhir Juli 2020 lalu bank ini mencatatkan laba bersih senilai Rp 59,97 miliar, naik dari posisi laba di periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 33,48 miliar.

Pada periode tersebut, perusahaan memiliki modal inti senilai Rp 652,78 miliar.

Berdasarkan prospektus IPO Bank Net, pada Desember 2020, terjadi perubahan struktur kepemilikan saham menjadi 97,5% milik NTI Global dan 2,5% milik PT Alphaplus Adhigana Asia.

Sebanyak 60% saham Alphaplus Adhigana dimilik PT Sinergi Optima Solusindo, yang 99,8% sahamnya dimiliki PT Gan Kapital.

Sementara itu 45% saham Gan Kapital dikendalikan Anthony Pradiptya, yang merupakan pengusaha muda sekaligus putra Gandi Sulistyo, Managing Director Sinarmas Group. Anthony juga adalah partner bisnis dari Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas! Bukan BRIS, Saham Bank Syariah Ini Masuk Pengawasan BEI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular