
Market Cap Bank Mandiri Meroket! BCA & BRI Kokoh di Puncak

Pada awalnya IHSG mendapatkan berkah dari pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang menjanjikan menggelontorkan stimulus tambahan senilai US$ 1,9 triliun, di luar stimulus US$ 900 miliar yang diteken pada Desember lalu.
Investor asing bahkan sempat memborong saham hingga mencetak pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 757 miliar pada Rabu, ketika IHSG menyentuh level tertinggi kedua tahun ini pada 6.429,758.
Namun aksi jual terjadi 2 hari beruntun setelah itu, ketika pemerintah pada Kamis lalu mengumumkan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di kota utama Jawa-Bali, yang ironisnya malah gagal mengerem laju pertambahan kasus Covid-19.
PPKM yang diberlakukan pada 11 Januari justru berujung pada peningkatan kasus baru infeksi Covid-19, dari 8.692 kasus pada saat itu menjadi 13.632 kasus pada Jumat kemarin. Artinya terjadi kenaikan kasus sebesar 56,8%.
Sayangnya, pada Kamis pemerintah mengumumkan bahwa kebijakan yang terbukti tak efektif tersebut diperpanjang dan memperberat ekspektasi pemulihan ekonomi, karena pemodal khawatir pembatasan tersebut bakal berujung pada tersendatnya aktivitas konsumsi masyarakat.
Di tengah situasi demikian, investor pun merealisasikan keuntungan dengan menjual saham-saham yang telah menikmati penguatan signifikan di awal pekan. Hanya saja, investor asing jeli melihat keadaan dengan menyerok saham-saham yang dibuang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
