
Sempat Jadi Idola, Saham Ini Boncos & Kena ARB Berhari-hari

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan ini merosot 1,04% atau 66,3 poin dari posisi akhir pekan lalu ke 6.307,127 pada Jumat (22/1/2021). Saham-saham idola pasar ini terjerembab ke jajaran top loser akibat aksi ambil untung.
Menurut data RTI, empat dari lima saham yang pekan ini masuk jajaran saham dengan koreksi terburuk bergerak di sektor perbankan, sementara satu saham lainnya bergerak di sektor farmasi. Kesemuanya adalah saham yang selama ini diburu pemodal.
Saham-saham perbankan yang terkoreksi itu kesemuanya adalah saham bank buku dua dan buku tiga. Saham PT BPD Banten Tbk (BEKS) menjadi pemimpin koreksi, dengan melemah 25,2% selama sepekan ke level Rp 89 per saham.
Selanjutnya, ada PT Bank Bukopin Tbk (BBKP), PT BPD Jawa Timur Tbk (BJTM), dan PT BRI Agro Tbk (AGRO). Mereka turun masing-masing sebesar 24%, 20,7%, dan 18,7% ke level Rp 585, Rp 765, dan Rp 1.155 per saham.
Saham-saham perbankan tersebut selama ini menguat karena aksi korporasi, seperti misalnya BEKS yang menguat berkat aksi reverse stock split (penggabungan nilai nominal saham) dan penerbitan saham baru (rights issue) untuk penguatan modal.
Saham BBKP juga sebelumnya menguat menyambut proses finalisasi akuisisi 67% sahamnya oleh KB Kookmin Bank asal Korea Selatan, sementara AGRO diburu menyusul kabar bahwa induknya akan menjadikan bank tersebut sebagai bank digital murni (neobank).
Saham Bank Jatim sempat naik setelah Kaesang Pangarep meng-endorse saham berkode BJTM itu pada 14 Januari. Sehari kemudian setelah harganya naik, Direktur Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Jatim Erdianto Sigit Cahyono menjual 5.000 saham BJTM seharga Rp 970.
Satu saham lainnya yang masuk jajaran top loser adalah saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang anjlok 20,9% selama sepekan, menjadi Rp 4.470 per saham. Selama ini, saham BUMN farmasi itu diborong karena spekulasi lompatan kinerja berkat perannya dalam vaksinasi Covid-19.
Namun, pelaku pasar menggunakan kesempatan yang ada pada pekan ini untuk melakukan aksi jual guna merealisasikan keuntungan (profit taking) yang didapat selama reli sebelumnya berkat aksi-aksi korporasi tersebut.
Mereka cenderung melakukan penghitungan ulang atas harga wajar saham-saham tersebut, karena belum mendapatkan konfirmasi tambahan mengenai lompatan kinerja, yang selama ini menjadi api pendorong aksi buru di pasar saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Grup Bakrie Unjuk Gigi, Sepekan Cuan Gede Nih!