
Saham Bank Mini Ini Pekan Lalu Top Gainer, Sekarang Top Loser

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah koreksi indeks acuan bursa sebesar 1,14% (69,39 poin) ke 6.016,864 sepanjang pekan ini, saham bank kecil yang minggu lalu menjadi jawara pencetak reli terbesar (top gainer) kali ini berbalik menjadi top loser.
Menurut data Revinitif, sepanjang pekan ini saham BMAS (PT Bank Maspion Indonesia Tbk) menduduki posisi terbawah, setelah sahamnya selama 5 hari perdagangan kemarin anjlok hingga 30%. Saham PT Verena Multi Finance Tbk (VRNA) mengekor dengan koreksi 22,9%.
Saham lainnya yang masuk ke jajaran top loser adalah saham yang sensitif terhadap turunnya tingkat konsumsi masyarakat, di antaranya PT Pudjiadi And Sons Tbk (PNSE) yang bergerak di sektor pariwisata dan PT Tifico Fiber Indonesia Tbk (TFCO) yang merupakan emiten tekstil.
Keduanya terkoreksi masing-masing sebesar 19,1% dan 17,6%. Terakhir, saham konstruksi PT Djasa Ubersakti Tbk (PTDU) masuk dalam lima besar saham top loser dengan pelemahan harga 17,5% dalam sepekan.
Saham bank-bank kecil sempat menguat karena spekulasi pengembangan bank digital yang kian marak. Pelaku pasar bertaruh akan ada aksi korporasi serupa di Bank Maspion, menyusul persetujuan penerbitan saham baru (rights issue) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 8 April.
Namun, manajemen Bank Maspion menyangkal rencana masuk ke bank digital dan adanya akuisisi oleh unicorn. Hal ini disampaikan dalam keterbukaan informasi perusahaan pada 2 dan 8 Maret lalu.
Terkait dengan aksi korporasi, perseroan mengakui Kasikorn Vision Company Ltd akan melakukan pembelian saham yang kini dimiliki oleh pemegang saham sekarang. Kasikorn adalah anak usaha Kasikorn Bank Public Company Ltd (KBank) yang memegang 9,99% saham BMAS.
Sementara itu, saham VRNA terkoreksi setelah sepekan sebelumnya melesat hingga 34,96%. Perseroan tidak memiliki rencana aksi korporasi dalam waktu dekat, sementara dari sisi industri belum ada kabar baik menyusul masih lemahnya permintaan pembiayaan.
Saham PNSE dan TFCO terkoreksi di tengah turunnya tingkat konsumsi masyarakat, dan larangan atau pembatasan mudik yang diberlakukan pemerintah pada Lebaran tahun ini. Pandemi telah memukul sektor pariwisata dan tekstil, seiring dengan turunnya daya beli masyarakat karena tersendatnya aktivitas ekonomi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Saham-saham Ini Boncos Hingga 14% Sepekan