Remuk! 6 Hari Saham Farmasi Kena ARB, Banyak Forced Sell?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
20 January 2021 10:08
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lima dari tujuh saham di sektor farmasi Tanah Air lagi dan lagi terkena koreksi tajam hingga batas bawah, auto reject bawah (ARB) yang ditetapkan sebesar 7% dalam sehari, setelah sebelumnya saham-saham sektor ini melejit akibat sentimen positif vaksinasi Covid-19.

Hari ini sendiri menjadi hari keenam bagi kelima saham farmasi tersebut diperdagangkan hingga level terendah yang diijinkan oleh regulator.

Simak gerak saham-saham farmasi pada perdagangan hari ini.

Terpantau pada pukul 09:30 WIB, kelima dari tujuh emiten farmasi dan sektor pendukungnya ditransaksikan di zona merah dan ambles menyentuh level terendah yang diijinkan oleh bursa alias ARB (auto reject bawah).

Duo anak usaha PT Bio Farma (Persero), yakni PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) lagi-lagi terkoreksi parah dan menyentuh level ARB-nya pada hari ini.

Hal ini menjadikan saham duo anak usaha Bio Farma tersebut menyentuh ARB yang keenam kalinya. Kedua saham terpaksa anjlok ke level ARB terkoreksi 6,92% ke level harga Rp 4.570/unit.

Keroksi dalam saham-saham tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya forced sell, apabila saham tersebut dibeli dengan biaya dari fasilitas margin yang disediakan perusahaan sekuritas. Namun jika dilihat daftar saham yang bisa ditransaksikan dengan margin, hanya saham KAEF yang masuk, sedangkan saham INAF dan IRRA tak masuk dalam efek yang bisa ditransaksikan dengan marjin. 

Selanjutnya koreksi juga dibukukan oleh anak usaha Kimia Farma, PT Phapros Tbk (PEHA) yang anjlok hingga 6,76% ke level Rp 1.725/unit. Sedangkan emiten jarum suntik PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) juga terkoreksi 6,92% ke Rp 2.420/unit.

Namun, dua saham farmasi lainnya yakni PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mampu berbalik arah ke zona hijau dan terlepas dari status ARB-nya pada pagi hari ini.

Saham TSPC pada pukul 09:30 WIB terpantau menguat 1,63% ke level Rp 1.560/unit. Sedangkan saham KLBF juga menguat 1,58% ke Rp 1.610/unit.

Kejadian ARB di beberapa saham farmasi kembali terjadi setelah pada perdagangan Jumat (15/1/21), dan bahkan sejak Rabu (13/1/21) mayoritas saham farmasi memang sudah anjlok ke level terendah yang diijinkan regulator alias ARB ini.

Dengan demikian, dalam 6 hari terakhir, terjadi koreksi ke mayoritas saham-saham farmasi ke level terendahnya.

Saham farmasi anjlok meskipun sebelumnya muncul sentimen positif di mana BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) memberikan lampu hijau penggunaan darurat vaksin Covid-19 buatan Sinovac.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Rabu (13/1/21) lalu, bersama dengan jajarannya di Istana Negara. Semua berjalan dengan baik, tapi tak begitu dengan saham-saham farmasi yang terus anjlok sejak hari itu.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular