Ngenes! Saham Farmasi ARB Lagi, Kena Prank Sampe 5 Hari

Putra, CNBC Indonesia
19 January 2021 10:47
Warga mempelajari platform investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung mempelajari platform investasi digital di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham-saham sektor farmasi di Tanah Air lagi-lagi terkena koreksi tajam hingga batas bawah, auto reject bawah (ARB) yang ditetapkan sebesar 7% dalam sehari, setelah sebelumnya saham-saham sektor ini melejit akibat sentimen positif vaksinasi Covid-19.

Hari ini sendiri menjadi hari kelima mayoritas saham-saham farmasi tersebut diperdagangkan hingga level terendah yang diijinkan oleh regulator. Bahkan tak perlu waktu lama untuk saham-saham ini menyentuh level ARBnya karena berberapa saham farmasi langsung dibuka di level ARB alias gap down.

Simak gerak saham-saham farmasi pada perdagangan hari ini.

Terpantau dari 6 emiten farmasi dan sektor pendukungnya seluruhnya ditransaksikan di zona merah bahkan 5 diantaranya anjlok menyentuh level terendah yang diijinkan oleh bursa alias ARB(auto reject bawah).

Hanya PT KalbeFarma Tbk (KLBF)yang tidak anjlok menyentuh level ARB meski ikut terkoreksi karena indeks acuan IHSG yang ambles 0,83%. KLBF sendiri terpantau anjlok 3,01% ke level Rp 1.610/unit.

Sementara itu duo anak usaha Bio Farma yakni PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menjadi dua saham farmasi yang terkoreksi paling parah pada perdagangan hari ini. Kedua saham terpaksa anjlok ke level ARB terkoreksi 6,92% ke level harga Rp 4.910/unit.

Selanjutnya koreksi juga dibukukan oleh PT Phapros Tbk (PEHA) yang anjlok hingga 6,80% ke level Rp 1.850/unit. Sedangkan emiten jarum suntik PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) juga terkoreksi 6,85% ke level Rp 2.600/unit.

Kejadian ARB ini kembali terjadi setelah pada perdagangan Jumat (15/1), dan bahkan sejak Rabu (13/1) mayoritas saham farmasi memang sudah anjlok ke level terendah yang diijinkan regulator alias ARB ini.

Dengan demikian, dalam 5 hari terakhir, terjadi koreksi ke mayoritas saham-saham farmasi ke level terendahnya.

Saham farmasi anjlok meskipun sebelumnya muncul sentimen positif di mana BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) memberikan lampu hijau penggunaan darurat vaksin Covid-19 buatan Sinovac.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menjadi orang pertama yang disuntik Rabu silam,bersama dengan jajarannya di Istana Negara. Semua berjalan dengan baik, tapi tak begitu dengan saham-saham farmasi yang terus anjlok sejak hari itu.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular