Round Up Sepekan

Duh! Vaksin & Stimulus AS Bikin Yield Obligasi RI jadi Naik

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
23 January 2021 16:30
Diskusi mengenai Perkembangan Pasar Surat Berharga Negara dan Pengaruh Ekonomi Global yang rencananya akan dihadiri oleh Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan dan Ketua Dewan Komisaris Lembaga Penjamin Simpanan di Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (11/5/2018). (CNBC Indonesia/Gita Rossiana)
Foto: CNBC Indonesia/Gita Rossiana

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah sepekan ini tertekan, sebagaimana terlihat dari penurunan imbal hasilnya (yield) yang mengindikasikan investor cenderung memburu aset berisiko, di tengah ekspektasi pemulihan ekonomi berkat vaksinasi.

Kekhawatiran seputar ketegangan Amerika Serikat (AS) dan China baru memicu aksi beli aset minim risiko itu pada Jumat (22/1/2021), sebagaimana terlihat dari penurunan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) bertenor 10 tahun-yang menjadi acuan (benchmark) di pasar.

Yield obligasi berkode FR0082 tersebut pada Jumat melemah 0,3 basis poin (bp) ke level 6,288%. Namun secara mingguan, posisi yield tersebut masih menguat 7,9 bp dibandingkan Jumat pekan lalu yang sebesar 6,209%, alias harganya melemah.

Imbal hasil bergerak berkebalikan dari harga obligasi, sehingga kenaikan imbal hasil mengindikasikan koreksi harga dan sebaliknya. Perhitungan imbal hasil dilakukan dalam basis poin yang setara dengan 1/100 dari 1%.

Secara umum, seluruh SBN berbagai tenor masih mencatatkan pelemahan harga secara mingguan. Penguatan yield yang terbesar menimpa obligasi pemerintah tenor 15 tahun yang naik 8,9 bp menjadi 6,27%.

Obligasi tenor pendek yakni 3 tahun juga tak mau kalah dengan menguat 8,4 bp ke 5,271%. Sebaliknya, hanya satu seri obligasi pemerintah yang mencatatkan penurunan imbal hasil secara mingguan, yakni FR0083 bertenor 20 tahun yang melemah sangat tipis, yakni 1 basis poin.

Obligasi pemerintah merupakan aset pendapatan tetap yang seringkali dinilai sebagai aset safe haven. Ia diburu ketika pelaku pasar merasa kondisi ekonomi sedang buruk, dan sebaliknya ditinggalkan ketika investor berani masuk ke bursa saham karena ekonomi dinilai aman.

Stimulus pemerintah AS di tengah vaksinasi memicu ekspektasi bahwa perekonomian akan pulih lebih cepat, sehingga imbal hasil SBN 10 tahun di AS sempat menguat melewati 1% alias harganya turun karena ditinggal pemodal.

Namun, ketegangan baru AS-China yang dibarengi dengan munculnya suara penolakan stimulus US$ 1,9 triliun memicu kenaikan harga obligasi pada Jumat, sebagaimana terlihat dari penurunan yield SBN seri tersebut ke level 1,086%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentimen Campur Aduk, Investor Pilih Profit Taking di SBN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular