
Gak Cuma dari Erick, BRIS juga Dapat Kabar Baik dari Pefindo!

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengerek prospek (outlook) peringkat tiga bank syariah BUMN terkait rencana penggabungan usaha atau merger.
Perubahan outlook ini sejalan dengan ekspektasi meningkatnya pangsa pasar pascamerger dan menjadi bank syariah dengan aset terbesar di Indonesia.
Pefindo mengubah outlook PT Bank Syariah Mandiri (BSM), PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS), dan PT BNI Syariah dari sebelumnya AA+ stabil menjadi AA+ positif. BRIS nantinya menjadi entitas penerima merger dengan nama baru, PT Bank Syariah Indonesia Tbk, tetap dengan kode saham BRIS.
Menurut analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito, perubahan outlook ini diharapkan akan meningkatkan aset Bank Syariah Indonesia sebagai bank hasil merger untuk bersaing dengan perbankan nasional.
"Merger tersebut outlook akan positif, [Bank Syariah Indonesia] jadi bank syariah terbesar di Indonesia, akan lebih baik dari sisi pendanaan," katanya dalam pemaparan secara virtual, dikutip Kamis (21/1).
Lebih lanjut, dengan bergabungnya tiga bank syariah BUMN tersebut, diharapkan akan menurunkan biaya dana (cost of fund).
"Dan juga dalam proses merger, bank akan melihat atau evaluasi buku ke depannya ekspektasi kualitas aset akan lebih baik, juga secara bisnis dan finansial," katanya lagi.
Sinyal merger bank syariah kian dekat juga diutarakan Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN, yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri Syariah Hery Gunardi.
Penyelesaian penggabungan tiga bank syariah pelat merah tinggal menghitung hari, tinggal menunggu terbitnya izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diperkirakan akan didapatkan pekan ini.
Selanjutnya, masih menunggu proses pengesahan nama baru bank hasil penggabungan, yakni BSI di Kementerian Hukum dan HAM. Sebagai informasi, Hery juga sudah ditetapkan menjadi Dirut BSI pada RUPSLB Desember lalu.
"Yang kami ingin sampaikan ada beberapa hal yang kami tunggu. Izin merger dari OJK kalau bisa minggu ini. Kemudian pengesahan nama baru BSI ke Kementerian Hukum dan HAM. Lalu termasuk penggunaan logo BSI dan proses lainnya," kata Hery dalam Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Selasa (19/1/2021).
Adapun penggabungan ini melibatkan BSM, BRISyariah, dan BNIS dengan BRIS yang akan menjadi bank hasil penggabungan. Bank ini ke depan ditargetkan bisa memiliki modal inti mencapai di atas Rp 30 triliun atau menjadi bank umum kelompok usaha (BUKU) 4 setidaknya pada 2022.
"Dari sisi permodalan, ada ruang untuk lebih optimal. Bergabungnya tiga bank ini nantinya modal itu akan mencapai Rp 20,4 triliun [Buku 3] cukup besar. Kalau ketentuan OJK itu Rp 30 triliun modal bank BUKU 4, dengan nanti rights issue ada harapan jadi bank BUKU 4 itu bukan keniscayaan, diharapkan di awal 2022 kami perkirakan cita-cita itu bisa dicapai," ujarnya.
Selain itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan penggabungan tiga bank syariah milik BUMN akan menjadi bank syariah terbesar di Indonesia.
"Inilah yang kenapa kita lakukan juga strategi jangka panjang untuk masing masing BUMN. Terbukti akhirnya orang percaya," kata Erick, Rabu (20/1/2021).
Aksi korporasi tersebut juga mendapat respons positif dari masyarakat dan membuat harga saham-saham BUMN naik.
"Sinergisitas ultra mikro ataupun syariah yang (membuat) sahamnya sangat dipercaya. Dan ini pertama kalinya saham BUMN lebih tinggi dari pada LQ45 in hal yang saya rasa positif apresiasi dari pasar secara langsung," tambah Erick.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Merger Bank Syariah BUMN, Sedahsyat Ini Dampak Ekonominya!
