
Di DPR, Erick Sebut 2 Aksi Korporasi Raksasa BUMN, Simak!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali mengungkapkan dua aksi korporasi besar yang akan dilakukan perusahaan pelat merah dalam waktu dekat.
Di hadapan anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Erick kembali mengungkapkan rencana sinergi untuk penyaluran kredit ultra mikro yang akan dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Sinergi ini disebut Holding Ultra Mikro yang sebelumnya sempat membuat saham BBRI melesat.
Selain itu, Erick juga mengungkapkan penggabungan tiga bank syariah milik BUMN yang akan menjadi PT Bank Syariah Indonesia dan menjadi bank syariah terbesar di Indonesia.
"Inilah yang kenapa kita lakukan juga strategi jangka panjang untuk masing masing BUMN. Terbukti akhirnya orang percaya," kata Erick, Rabu (20/1/2021).
Aksi korporasi tersebut mendapat respons positif dari masyarakat dan membuat harga saham-saham BUMN yang melakukan aksi korporasi tersebut melesat.
"Sinergisitas ultra mikro ataupun syariah yang (membuat) sahamnya sangat dipercaya. Dan ini pertama kalinya saham BUMN lebih tinggi dari pada LQ45 in hal yang saya rasa positif apresiasi dari pasar secara langsung," tambah Erick.
Seperti diketahui Kementerian BUMN sudah membuat rencana pembentukan Holding Ultra Mikro yang nantinya akan diisi BRI, Pegadaian dan PNM.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjaatmadja mengatakan target utama pembentukan Holding ini adalah 50 juta nasabah ultra mikro, di mana 30 juta diantaranya masih belum mendapatkan akses keuangan formal.
"Jadi memang tujuan utama dari integrasi holding ultra mikro ini adalah untuk membangun satu ekosistem yang bisa meng-on board para pelaku usaha UMI," kata Kartika, Senin (18/1/2021).
Dia menjelaskan, terdapat tiga fokus sinergi yang akan dilakukan dalam pembentukan holding ini.Pertama,yakni efisiensi beban bunga ataucost of fund. Dengan sinergi dengan perbankan sebagai pemberi pinjaman, nantinya diharapkan biaya yang akan dikenakan akan menjadi lebih rendah.
Kedua,adalah sinergi jaringan dari ketiga BUMN. Dengan ini nantinya akan mempermudah untuk melakukan ekspansi usaha dengan biaya yang lebih rendah dari sisicost reservedanacquire cost.
Selanjutnya adanya sinergi digitalisasi platform. Nantinya holding ini akan memiliki bank data untuk UMKM secara nasional yang melingkupi puluhan juta pelaku UMKM.
"Sehingga di masa depan bisa melakukan berbagai program pendukungan UMKM dengan tepat sasaran dengan data yang kita bangun di ekosistem ini," terang mantan Dirut PT Bank Mandiri Tbk(BMRI) ini.
Sementara itu, terkait merger bank syariah, ada tiga bank yang digabung yaitu PT BRISyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS). Bank hasil penggabungan akan bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI dengan kode saham tetap BRIS.
Nama ini akan digunakan secara efektif oleh Bank BRISyariah selaku Bank Yang Menerima Penggabungan (survivor entity).
Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN Hery Gunardi mengatakan seluruh proses dan tahapan-tahapan merger akan terus dikawal hingga penggabungan ketiga bank syariah BUMN selesai dilakukan.
"Kehadiran Bank Syariah Indonesia akan menjadi tonggak kebangkitan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, entitas baru ini tentu memerlukan identitas yang kuat dan Direksi yang berpengalaman untuk menjalankan operasionalnya," kata Hery yang akan menjadi Dirut BSI ini.

Hasil penggabungan ini, akan menghasilkan bank syariah terbesar di Indonesia dari sisi aset dengan total aset mencapai Rp 214,6 triliun. BSI akan menjadi Bank BUKU III dengan modal inti sebesar Rp 20,42 triliun.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bongkar Pasang Elit Bank BUMN