Jokowi Disuntik Vaksin, Mirae Asset: IHSG Bisa Tembus 6.880!

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
13 January 2021 12:22
Presiden Joko Widodo menerima vaksinasi Covid-19 Perdana di Indonesia, 13 Januari 2021. (Dok Agus Suparto)
Foto: Presiden Joko Widodo menerima vaksinasi Covid-19 Perdana di Indonesia, 13 Januari 2021. (Dok Agus Suparto)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia meyakini pada tahun ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai level psikologis 6.880.

Kenaikan IHSG akan ditopang oleh berbagai sentimen positif seperti vaksinasi Covid-19, perbaikan ekonomi serta aliran modal asing ke bursa saham domestik.

Head of Research Mirae Asset, Hariyanto Wijaya menyebut ada tiga faktor utama yang akan mendorong penguatan pasar modal dalam negeri kendati ada tekanan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pertama, memasuki awal 2021, investor diliputi optimisme bahwa ekonomi akan pulih di tengah kabar baik jadwal vaksinasi.

Jadwal vaksinasi sekitar 15 bulan, mulai Januari 2021 hingga Maret 2022, sementara waktu kedatangan vaksin dijadwalkan antara Desember 2020 hingga kuartal 1- 2022. Optimisme ini juga diyakini akan tercermin dari membaiknya kinerja emiten.

"Eksekusi vaksinasi, membuat investor optimis [kenaikan] akan berlanjut di tahun ini," katanya dalam pemaparan secara virtual, Rabu (13/1/2021).

Faktor kedua, lanjut Hariyanto, Indonesia sebagai penghasil dan pengekspor komoditas juga mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga komoditas.

Harga minyak sawit mentah (CPO) mencapai MYR3.900 per ton, level tertinggi sejak 2008 karena empat faktor: rendahnya stok CPO, gangguan produksi akibat dampak La Nina, naiknya permintaan China dan India, dan harga minyak kedelai yang menguntungkan sebagai penggantinya.

"Tren kenaikan komoditas masih berlanjut," katanya.

Selain itu, dolar AS (USD) juga diprediksi melemah seiring dengan tekanan defisit kembar pada fiskal dan transaksi berjalan pemerintah AS karena besarnya stimulus fiskal demi merangsang lemahnya ekonomi.

Terakhir, bangkitnya industri manufaktur China. Dalam 8 bulan beruntun aktivitas manufaktur di Negeri Tirai Bambu terus berkembang. Pesanan pabrik baru China dan ekspor baru untuk pabrik juga naik, dikonfirmasi oleh permintaan yang lebih tinggi untuk produk China dari pasar luar negeri.

Menurut Hariyanto, di tahun ini, dia juga memperkirakan, investor asing akan cukup deras menempatkan dananya di pasar saham negara emerging market. Dilihat secara valuasi,

Indonesia saat ini juga masih jauh murah dibanding negara emerging (berkembang) lain. Jika tahun lalu bursa saham domestik masih menorehkan catatan keluarnya asing (net sell), maka tahun ini diperkirakan terjadi net buy.

Salah satu katalis yang menjadi daya tarik adalah adanya Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja dan lembaga Dana Abadi Negara atau Sovereign Wealth Fund (SWF) yang menambah keyakinan bagi investor berinvestasi.

"[Aliran modal asing] foreign berlanjut di tahun 2021, akan net buy. SWF, dengan Ciptaker, pemerintah punya itikad baik mengihlangkan bottleneck [PDB] yang mentok 5%. Mereka melihat progres cukup bagus, itu mendorong masuk ke Indonesia sebagai emerging market," tukas dia.

Pada Rabu ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajarannya resmi disuntik vaksin Sinovac dalam rangka memulai proses vaksinasi massal tahap pertama.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pak Jokowi, Bujet Bikin Vaksin & Food Estate Sama-sama Rp68 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular