Dari Rupiah hingga IHSG, Data Ekonomi Ini Bikin Jokowi Pede

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
27 January 2021 10:38
Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2021. (Tangkapan Layar Youtube Jasa Keuangan)
Foto: Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2021. (Tangkapan Layar Youtube Jasa Keuangan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan sejumlah data indikator ekonomi dan pasar modal yang membuatnya yakin Indonesia bersama-sama bisa menghadapi tekanan dampak pandemi Covid-19 setelah adanya vaksinasi, program pemulihan ekonomi, dan disiplin protokol kesehatan.

"Kita menghadapi masalah yang tidak mudah, kita menghadapi disrupsi ganda. Kita masih kejara-kejaran menghadapi disrupsi teknologi dan sekarang disrupsi Covid-19," kata Jokowi saat membuka gelaran Media Group Summit 2021, di Jakarta, secara virtual, Rabu (26/1/2021).

"Seluruh Indonesia merasakan masa-masa sulit ini ada 215 negara mengalami masa sulit ini. Krisis ekonomi dan kesehatan harus diatasi bersama. Gas dan rem harus dijalankan dengan tepat, sangat tidak mudah," jelasnya.

Namun dia mengatakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang telah memberikan hasil positif akan terus dilanjutkan. Dia mengatakan saat ini ekonomi sedikit ada perbaikan dan akan tetap dijaga.

Jokowi juga menyampaikan sejumlah data ekonomi. Pertama, PMI (Purchasing Managers Index) Manufaktur yang sudah masuk ke zona ekspansi, pada Desember angkanya kembali ke normal yaitu 51,3.

Kedua, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) dan harga-harga komoditas berangsur membaik. IKK di level 96,5, meningkat dari sebelumnya di November yakni 92.

"Sumbangan ekspor nikel dan tembaga meningkat signifikan, yang merupakan potensial untuk lithium baterai," kata Kepala Negara.

Berikutnya, data dari pasar modal dan keuangan yang ditunjukkan dengan nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Sentimen positif di pasar keuangan, IHSG yang sudah di atas 6.000, dan nilai tukar rupiah stabil kurang lebih Rp 14.000-an. PEN dalam rangka melindungi masyarakat dan dunia usaha dilanjutkan dengan terukur."

"Kebijakan strategis APBN untuk dukung pemulihan dan transformasi ekonomi, untuk kesehatan, ketahanan pangan, pendidikan, dan pariwisata," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Sebagai catatan, di pasar modal, IHSG dibuka sempat menguat 0,2%. Selang 44 menit IHSG sudah berbalik ke zona merah anjlok 1,96% ke level 6.025,57 bahkan sebelumnya IHSG sempat anjlok 2% lebih di level terendahnya 5.998,89. Selama 3 bulan terakhir IHSG masih naik 20%.

Pagi ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Di perdagangan pasar spot, rupiah minim dinamika.

Pada Rabu (27/1/2021), kurs tengah BI atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.091. Rupiah melemah 0,03% dibandingkan posisi hari sebelumnya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Minggu Ini IHSG Menguat Hampir 2%, Masih Okelah!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular